Selasa 24 Jun 2025 16:46 WIB

Menteri PPPA Cemas Perempuan Diincar Jadi Kurir Narkoba

Sindikat tidak ragu mengeksploitasi perempuan untuk menyelundupkan narkoba.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Narkoba (ilustrasi). Menteri PPPA cemas sindikat narkoba semakin marak menargetkan perempuan, khususnya ibu rumah tangga, sebagai kurir narkoba.
Foto: Mgrol120
Narkoba (ilustrasi). Menteri PPPA cemas sindikat narkoba semakin marak menargetkan perempuan, khususnya ibu rumah tangga, sebagai kurir narkoba.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA --Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengungkapkan kecemasan mendalam terkait fenomena peredaran narkoba yang kini semakin marak menargetkan perempuan, khususnya ibu rumah tangga, sebagai kurir. Sindikat narkoba terkadang memanfaatkan kerentanan ekonomi atau kurangnya literasi hukum para perempuan untuk menjerat mereka ke dalam jaringan terlarang ini.

Modus operandi yang kerap digunakan adalah iming-iming keuntungan finansial yang besar. "Kami tentu sangat prihatin sekaligus cemas bahwa modus operandi jaringan sindikat narkoba telah banyak menargetkan perempuan dan ibu rumah tangga menjadi kurir narkoba. Dengan iming-iming penghasilan besar, para sindikat ini telah memperdaya para perempuan dan ibu-ibu yang dianggap mudah untuk mengelabui petugas," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Baca Juga

Perempuan kerap menjadi sasaran sindikat narkoba karena rentan secara sosial dan ekonomi. "Yang lebih mengkhawatirkan lagi ternyata perempuan dan ibu-ibu ini juga terlibat aktif dalam operasional jaringan sindikat narkoba. Kondisi ini jelas mengancam integritas keluarga dan masa depan anak-anak," ujar Arifatul.

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan selama periode April - Juni 2025, terdapat 285 tersangka yang diamankan dari kasus narkotika yang masing-masing terdiri atas 256 laki-laki dan 29 perempuan.BNN juga menyita hampir 700 kilogram narkotika.

Kepala BNN, Komjen Pol Martinus Hukom, menyatakan para tersangka perempuan dan ibu rumah tangga dalam operasinya menggunakan cara ekstrem, seperti menyelundupkan narkoba melalui organ intim, yang menunjukkan degradasi moral dan eksploitasi serius. Martinus mengaku prihatin dengan keterlibatan perempuan, khususnya ibu rumah tangga dalam jaringan narkotika. Sindikat tidak ragu mengeksploitasi perempuan untuk menyelundupkan narkoba lintas wilayah dengan cara-cara yang melanggar norma kesusilaan.

"Perempuan adalah pilar moral dalam keluarga. Ketika mereka hancur karena narkoba, anak-anak dan bangsa ikut hancur. Maka, mereka harus dilindungi, diberdayakan, dan dijauhkan dari jaringan jahat ini," ujarnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement