Anak muda mengalami "depresi situasional" yang muncul dari konteks nyata, seperti bencana. Dalam studi 2024 oleh Preventive Medicine Reports, 39.000 pelajar SMA di AS dilacak dampak mentalnya setelah bencana iklim.
Hasilnya:
- Mereka yang baru saja mengalami bencana iklim punya risiko gangguan mental 25 persen lebih tinggi.
- Efeknya masih terasa hingga lima tahun setelahnya
Lebih dari 50 persen remaja dalam survei The Lancet 2024 merasa tidak didengarkan saat berbicara tentang kecemasan iklim. Mereka berharap orang dewasa lebih terbuka berdiskusi dan tidak mengabaikan perasaan mereka. Menurut pakar, sikap meremehkan perasaan ini bisa sangat merusak secara psikologis.
Psikolog menyarankan pendekatan terapi yang climate-aware, membantu anak muda menyeimbangkan rasa takut dengan harapan masa depan. Apalagi, banyak dari mereka kini justru menjadi aktivis, pemimpin demonstrasi, hingga pembuat kebijakan iklim.
"Anak-anak yang tidak menciptakan masalah ini justru harus menjadi generasi yang memperbaiki dunia," kata salah satu peneliti.