Senin 28 Jul 2025 15:12 WIB

Intip Inovasi BTGT Ala Sekolah Cikal untuk Edukasi Seks Anak Sesuai Usia

Sekolah Cikal menerapkan empat pendekatan dalam penddikan seks anak.

Red: Qommarria Rostanti
Pendidikan seks bagi anak (ilustrasi). Sekolah Cikal menghadirkan inisiatif edukatif melalui sesi Boys Talk and Girls Talk (BTGT).
Foto: www.freepik.com
Pendidikan seks bagi anak (ilustrasi). Sekolah Cikal menghadirkan inisiatif edukatif melalui sesi Boys Talk and Girls Talk (BTGT).

AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Proses tumbuh kembang anak-anak dan remaja dinilai sebagai fase krusial yang menuntut panduan tepat, terutama dalam memahami seksualitas, emosi, dan perubahan tubuh mereka. Isu seksualitas, yang sering dianggap tabu, dianggap memerlukan pendekatan terbuka dan sesuai usia.

Sekolah Cikal menghadirkan inisiatif edukatif melalui sesi Boys Talk and Girls Talk (BTGT). Konselor SMP-SMA Cikal Surabaya, Ratna Kusuma Dewi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, mengatakan BTGT merupakan kegiatan inovatif yang dirancang untuk menciptakan ruang aman bagi para murid.

Baca Juga

Dalam sesi ini, mereka dapat berdialog dan berdiskusi secara bebas mengenai berbagai isu perkembangan diri, termasuk topik seksualitas yang sensitif. Setiap murid diwajibkan mengikuti minimal satu sesi BTGT, dan sesi ini tersedia untuk setiap jenjang usia, memastikan bahwa informasi yang diberikan relevan dan dapat diterima.

Ratna mengatakan tujuan utama sesi BTGT adalah menyediakan wadah yang aman bagi murid untuk membahas isu-isu perkembangan diri yang seringkali dianggap tabu, seperti seksualitas. "Sesi Boys Talk dan Girls Talk (BTGT) adalah sesi diskusi yang dirancang secara gender-spesifik untuk memberikan ruang aman bagi murid dalam membicarakan isu-isu perkembangan diri yang relevan dengan usia dan kebutuhan mereka seperti perubahan fisik, emosional, dan sosial, terutama di masa pubertas," ungkapnya.

Sesi BTGT dipandu secara profesional oleh wali kelas dan konselor sekolah. Untuk beberapa kebutuhan spesifik, sesi Boys Talk and Girls Talk juga berkolaborasi dengan guru mata pelajaran lain. "Sesi Boys Talk dan Girls Talk biasanya difasilitasi oleh wali kelas dan konselor sekolah, dan pada beberapa kasus dapat berkolaborasi bersama Program Leaders lain seperti PHE (Physical & Health Education) atau Religion, sesuai dengan kebutuhan dan topik pembahasan di jenjang kelas tersebut," ujar Ratna.

Sekolah Cikal berhati-hati dalam memastikan sesi BTGT benar-benar menjadi ruang yang aman dan tidak menimbulkan tekanan mental atau emosional bagi murid. Oleh karena itu, Sekolah Cikal menerapkan empat pendekatan penting dalam sesi ini:

1. Sesuai perkembangan usia

Sebagai sekolah yang berpihak pada anak, Sekolah Cikal meyakini bahwa topik dalam sesi BTGT harus dirancang mengikuti perkembangan usia anak agar lebih mudah diterima. "Materi dan cara penyampaian dalam sesi BTGT disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif, emosional, dan sosial murid. Setiap jenjang memiliki pendekatan dan konten yang berbeda, agar murid dapat memahami tanpa merasa terbebani atau bingung," kata Ratna.

2. Adanya kolaborasi pendidik

Dalam menyusun materi Boys Talk and Girls Talk, wali kelas, konselor, dan Program Leaders Sekolah Cikal meninjau bersama kebutuhan murid di tiap kelas. Kolaborasi ini menjamin materi yang disampaikan sesuai dengan nilai pendidikan Cikal.

"Penyusunan materi BTGT dilakukan melalui diskusi dan masukan dari homeroom teachers, school counselors, dan Program Leaders. Kolaborasi ini memastikan bahwa konten selaras dengan kebutuhan aktual murid di kelas tersebut, serta mencerminkan nilai-nilai pendidikan Cikal," ujar Ratna.

3. Penerapan anonimitas

Untuk menjaga kenyamanan murid, ungkapan perasaan, pertanyaan, atau pengalaman murid dapat disampaikan melalui refleksi anonim. Dengan begitu, murid tetap merasa terlindungi namun tetap dilibatkan aktif dalam sesi BTGT.

"Pendekatan yang digunakan tidak satu arah, murid diberi ruang untuk bertanya, menulis refleksi anonim, dan mengekspresikan pikirannya secara bebas namun aman," ujar Ratna.

4. Dihubungkan dengan nilai moral

Dalam sesi Boys Talk & Girls Talk, anak-anak tidak hanya belajar tentang tubuh, tetapi juga diajak memahami batas pribadi, membangun hubungan yang sehat, serta bertindak dengan rasa hormat dan tanggung jawab. Pendekatan ini selaras dengan nilai-nilai Cikal yang menumbuhkan empati, otonomi diri, dan kepedulian terhadap sesama. "Nilai-nilai seperti rasa hormat, empati, kepedulian, tanggung jawab, dan otonomi diri menjadi dasar dalam setiap penyampaian materi. Dengan begitu, pembahasan tidak hanya fokus pada aspek biologis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan hubungan sosial yang sehat," ujar Ratna. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement