AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Penularan penyakit virus Marburg (MVD) bisa terjadi melalui kontak antarmanusia, misalnya kontak dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi atau meninggal akibat MVD. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi oleh cairan tubuh orang yang terinfeksi atau orang yang meninggal akibat MVD.
"Contohnya baju, seprai, jarum, dan perangkat medis," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melalui laman resminya.
CDC mengungkapkan, penularan juga bisa terjadi melalui air mani pria yang telah sembuh dari MVD. Penularan melalui air mani ini biasanya terjadi saat sang pria melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
"Tak ada bukti bahwa virus Marburg bisa menyebar melalui seks atau kontak lain dengan cairan vagina dari wanita yang pernah terkena MVD," lanjut CDC.
Masa inkubasi atau jarak dari terinfeksi hingga munculnya gejala MVD pertama adalah 2-21 hari. Kemunculan gejala MVD bersifat tiba-tiba dan ditandai dengan adanya demam, panas dingin, sakit kepala, dan nyeri otot atau myalgia.
Pada hari kelima setelah kemunculan gejala, ruam makulopapular bisa muncul. Ruam makulopapular paling sering terlihat di area dada, punggung, serta perut. Gejala lain seperti mual, muntah, nyeri dada, nyeri tenggorokan, sakit perut, hingga diare juga dapat terjadi.
Gejala akan semakin berat seiring waktu. Beberapa gejala berat yang mungkin muncul adalah sakti kuning, peradangan pankreas, penurunan berat badan hebat, delirium, syok, gagal hati, perdarahan masif, serta disfungsi multiorgan.
"Menegakkan diagnosis klinis Marburg virus disease (MVD) bisa cukup sulit. Banyak tanda dan gejala MVD yang mirip dengan penyakit menular lain (seperti malaria atau demam tifoid)," ujar CDC.
Seperti diberitakan sebelumnya, negara Guinea Khatulistiwa atau Equatorial Guinea, Afrika Tengah, belum lama ini mengonfirmasi wabah penyakit virus Marburg (MVD) pertama mereka. Per 13 Februari lalu, MVD telah menyebabkan sembilan kasus kematian.
MVD pada dasarnya merupakan demam berdarah yang langka namun berat. Penyakit ini bisa mengenai manusia dan primata non manusia.
Seperti namanya, MVD disebabkan oleh infeksi virus Marburg yang berasal dari famili filovirus. Jenis virus lain yang diketahui termasuk ke dalam famili filovirus adalah enam spesies virus Ebola.
Virus Marburg pertama kali ditemukan pada 1967, ketika wabah demam berdarah terjadi secara berkelanjutan. Wabah-wabah ini terjadi di berbagai laboratorium yang terletak di Marburg, Frankfurt, Jerman, Belgrade, serta Yugoslavia yang kini dikenal sebagai Serbia.
Tingkat fatalitas atau kematian MVD bisa cukup tinggi, berkisar di angka 23-90 persen. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini belum ada vaksin atau terapi antivirus yang telah disetujui penggunaannya untuk mengobati MVD. Meski begitu, terapi suportif seperti rehidrasi dengan cairan dari mulut atau intravena bisa membantu meningkatkan peluang hidup pasien.