Sofie mengatakan desainer atau pemilik brand lokal harus memiliki DNA kuat, yang tidak mungkin dimiliki barang impor bekas. Dengan memiliki DNA dan jenama yang kuat maka bisnis fashion tidak akan terpengaruh.
"Salah satunya harus dikuatkan brand DNA dan harga yang masuk di akal, nggak jauh dari kompetitor, tapi harus ada kelebihan dari desain dan produk," ujar Sofie.
Sofi menjelaskan bahwa DNA jenama dapat dibentuk dari banyak faktor, yaitu target pasar yang dituju, segmen umur, kategori produk, keunikan, pembeda brand dari lainnya, kekuatan produk (cutting, material, keunikan produk). Selain itu, brand juga harus memiliki signature sendiri.
"Idealis perlu, tapi harus kompromi juga dengan pasar. Idealis yang realistis," kata dia.
Terkait barang off-season, Sofie bisanya menggelar pesta diskon untuk produk tersebut. Namun, dia menyarankan pelaku bisnis tidak terlalu sering melakukan sale karena bisa membuat pembeli hanya menunggu diskon.