AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Orang yang berisiko terhadap strok perlu menghindari beberapa hal yang mungkin dapat semakin meningkatkan risiko mereka. Salah satu di antaranya adalah kuning telur.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa strok merupakan penyebab kematian terbesar kedua di dunia. Selain itu, strok juga menjadi penyebab disabilitas terbesar ketiga dalam skala global.
Sekitar satu dari empat orang di dunia berisiko terhadap strok. Beberapa faktor seperti kegemukan, obesitas, tidak aktif, merokok, dan konsumsi alkohol bisa meningkatkan risiko strok. Penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga diabetes juga diketahui lebih berisiko terhadap kondisi mematikan ini.
Mengacu pada sebuah ulasan dalam British Medical Journal (BMJ), orang-orang yang berisiko terhadap strok dianjurkan untuk tidak mengonsumsi kuning telur. Alasannya, kuning telur mengandung senyawa kimia bernama phosphatidylcholine yang dapat meningkatkan risiko aterosklerosis atau penumpukan deposit lemak pada pembuluh darah. Kondisi ini bisa menghambat aliran darah ke otak dan menyebabkan strok.
"Jangan konsumsi kuning telur, gunakan putih telur atau pengganti telur," ujar Prof David Spence dari Robarts Research Institute, seperti dikutip dari lama Express, Senin (15/5/2023).
Studi berbeda juga menemukan bahwa pengidap diabetes yang mengonsumsi satu telur per hari memiliki risiko dua kali lebih besar terhadap strok dibandingkan pengidap diabetes yang mengonsummsi kurang dari satu telur per pekan. Sedangkan studi di Yunani menemukan bahwa konsumsi satu butir telur per hari bisa meningkatkan risiko strok hingga lima kali lipat pada pengidap diabetes.
"Bahkan 10 gram telur per hari (seperenam bagian telur besar) meningkatkan risiko koroner hingga 54 persen (pada pasien diabetes)," kata Prof Spence.