Myers mengatakan perlu dicatat bahwa semua lensa kontak yang diuji melebihi 100 ppm. Itu setara dengan 100 juta ppt atau 50 ribu kali lebih tinggi dari tingkat tertinggi yang dianggap aman dalam air minum oleh EPA.
"Membandingkan kadar air minum dengan konsentrasi lensa kontak seperti membandingkan apel dengan jeruk," ujar Myers.
Dokter mata holistik Marc Grossman tidak begitu peduli dengan konten PFAS dalam lensa kontak. Grossman yang praktik di New York, Amerika Serikat, mengatakan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa PFAS adalah senyawa umum yang ditemukan dalam berbagai produk yang digunakan oleh konsumen setiap hari.
"Dalam 43 tahun praktik, saya belum menemukan bahwa orang yang memakai lensa kontak lebih banyak terkena penyakit mata daripada orang yang tidak memakai lensa kontak," kata Grossman.
Grossman menyebut bahwa lensa kontak memang bersentuhan langsung dengan mata. Akan tetapi, tidak ada indikasi bahwa itu secara langsung menyebabkan masalah atau penyakit kesehatan mata.
"Memakai lensa kontak adalah pilihan pribadi. Tidak memakainya mengurangi paparan langsung terhadap bahan kimia apa pun yang membentuk lensa kontak," ujar dia.
Pemakai lensa kontak harus mempraktikkan kebersihan yang baik untuk menghindari infeksi mata. Bagi pemakai lensa kontak yang khawatir dengan paparan bahan kimia, Grossman menyarankan untuk melakukan detoksifikasi dengan menempatkan kompres minyak jarak pada kulit di atas organ hati atau menggunakan herbal seperti milk thistle atau dandelion.
Mata adalah salah satu area tubuh manusia yang paling sensitif. Para peneliti menyarankan agar pemakai lensa kontak mempraktikkan kebersihan yang baik untuk menghindari infeksi mata. Selalu cuci tangan sebelum memasang dan melepas lensa kontak, lepas lensa kontak sebelum tidur, dan hindari menggunakan kembali cairan kontak mata.