Gordon menganggap studi baru ini merupakan bagian lain dari teka-teki karena membantu mengidentifikasi individu yang belum mengalami gejala penyakit. Akan tetapi, mereka mungkin mendapat manfaat dari pengobatan untuk menghentikan perkembangannya.
"Gagasan di sini adalah bahwa jika Anda dapat mengidentifikasi subset dari orang-orang yang secara kognitif normal tetapi memiliki amiloid berdasarkan biomarker peradangan ini, mereka adalah orang-orang yang mungkin ingin Anda uji dengan obat baru," ujar Gordon.
Dengan uji klinis yang mulai melibatkan orang-orang pada tahap awal sebelum muncul gejala penyakit, diagnosis dini yang akurat terhadap risiko Alzheimer sangat penting untuk keberhasilan pencegahan. Memasukkan penanda reaktivitas astrosit dalam panel tes diagnostik dapat membantu mengidentifikasi kandidat yang berisiko terkena penyakit Alzheimer untuk studi penelitian di masa depan.
Lebih dari enam juta orang di AS menderita Alzheimer. Sebanyak 73 persen di antaranya berusia 75 tahun atau lebih.