AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Pada usia 30-an, biasanya kehidupan seseorang berkembang menjadi lebih mapan dan percaya diri. Namun pada usia ini pula, penting bagi Anda untuk mulai mengatur kebiasaan sehat dan masuk ke dalam rutinitas menjaga diri, termasuk makan makanan yang seimbang dan sehat.
Faktanya para ahli dan studi penelitian mengatakan, jika Anda tidak hati-hati, kebiasaan makan tertentu mungkin bisa merusak tubuh pada usia 30-an.
Dilansir laman Eat This, Not That pada Jumat (9/6/2023), ada lima kebiasaan makan menghancurkan tubuh pada usia 30-an. Simak penjelasannya berikut ini:
1. Tidak mendapatkan cukup kalsium atau vitamin D
Anda mulai kehilangan kepadatan pada usia 30-an. Salah satu cara untuk membantu memperlambat proses ini dan mempertahankan kekuatan tulang adalah memastikan Anda mendapatkan nutrisi pendukung tulang dalam makanan seperti kalsium dan vitamin D.
Ahli diet terdaftar dan peninjau medis di PsycheMag, Katherine Gomez, mengatakan konsumsi kalsium dan vitamin D yang tidak memadai dapat mengurangi kepadatan tulang, meningkatkan risiko osteoporosis, dan patah tulang. “Karena itu, sangat penting untuk mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti produk susu, sayuran hijau, dan makanan yang diperkaya, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup atau mengonsumsi suplemen vitamin D,” ujar Gomez.
2. Melewatkan makanan sehat untuk jantung dan usus
Saat memasuki usia 30-an, para ahli mengatakan, Anda sebaiknya memasukkan makanan yang mengandung nutrisi yang menyehatkan jantung. “Berfokus pada biji-bijian utuh, lemak ‘baik’, buah-buahan, sayuran, dan ikan air dingin yang berminyak dapat membantu mendukung kesehatan jantung, dan mengambil pendekatan proaktif untuk mendukung jantung Anda sebelum mencapai usia menopause adalah ide yang bijak,” kata Lauren Manaker.
Kara Landau di Gut Feeling Consultancy dan penasihat nutrisi untuk Global Prebiotic Association mengatakan, tidak cukup makan serat makanan pada usia 30-an berdampak negatif pada jalur peradangan, pencernaan, dan suasana hati tubuh Anda.
3. Mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan
Landau mengatakan, mengonsumsi karbohidrat indeks glikemik tinggi pada usia 30-an menyebabkan kadar gula darah Anda terus melonjak, mengakibatkan kelebihan insulin yang dibutuhkan untuk membantu memindahkan glukosa dari darah Anda, dan akibatnya dapat dikaitkan dengan penyimpanan lemak berlebih. Beralih ke karbohidrat indeks glikemik rendah dan memilih karbohidrat yang mengandung jenis prebiotik tertentu (yang disebut pati resisten) dapat membantu mendukung pengaturan kadar gula darah lebih baik. Selain itu, juga dapat membantu sel Anda menjadi lebih responsif terhadap insulin.
Karbohidrat glikemik tinggi di antaranya roti putih, makanan yang dipanggang dengan gula rafinasi, sebagian besar roti yang dibeli toko, dan kerupuk, sereal manis, dan lain-lain. Makanan indeks glikemik rendah termasuk nasi merah, oat dengan potongan steel cut, sayuran hijau, dan roti. Makanan dengan pati resisten termasuk kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian, kentang dan pisang hijau.
4. Sering pesta pada usia 20-an
Ahli gizi Carmelita Lombera mengatakan, mengonsumsi alkohol berlebihan dikaitkan dengan penambahan berat badan, penyakit kardiovaskular, dan gangguan metabolisme lainnya. Jika Anda bertanya-tanya apa arti alkohol berlebihan, “Pesta minuman keras didefinisikan sebagai minum lebih dari empat minuman untuk wanita dan lebih dari lima minuman untuk pria,” kata Lombera.
5. Tidak mendapatkan cukup protein
Jaringan otot berubah mulai usia 30-an. Untuk itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang tinggi nutrisi pembentuk otot eperti protein. Menurut Landau, tidak mendapatkan cukup protein setiap hari untuk mempertahankan massa otot Anda yang mulai rusak pada usia 30-an sangat penting jika Anda ingin menjaga metabolisme tetap aktif.