Kamis 06 Jul 2023 10:06 WIB

Dimasak Satu Jam, Apa Betul Daging Sapi Antraks Aman untuk Dimakan?

Mengonsumsi daging sapi antraks bisa picu antraks gastrointestinal.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Daging sapi (ilustrasi). Merebus daging selama lebih dari 60 menit mampu melindungi orang yang mengonsumsinya dari infeksi antraks gastrointestinal.
Foto: Pixabay
Daging sapi (ilustrasi). Merebus daging selama lebih dari 60 menit mampu melindungi orang yang mengonsumsinya dari infeksi antraks gastrointestinal.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Apakah daging sapi yang terinfeksi antraks aman untuk dikonsumsi? National Institute of Health (NIH) Amerika Serikat pernah melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Lewat penelitian kasus antraks di Uganda pada 2018, NIH menyimpulkan ada cara untuk membuat daging sapi antraks lebih aman dimakan. Dalam penelitian yang diterbitkan pada Desember 2020 lalu itu, NIH menyatakan bahwa merebus daging selama satu jam bisa menjadi salah satu bentuk proteksi terhadap antraks yang menyerang saluran cerna.

Baca Juga

"Mengonsumsi daging yang kurang matang secara signifikan akan terkait dengan antraks gastrointestinal, tetapi merebus daging selama lebih dari 60 menit akan bersifat protektif, tulis NIH dalam laman resminya terkait penelitian tersebut.

Dalam kasus di Uganda, merebus daging selama lebih dari 60 menit mampu melindungi orang yang mengonsumsinya dari infeksi. Kemungkinan, itu karena lamanya waktu tersebut dapat menyebabkan panas naik ke suhu yang cukup untuk menonaktifkan sebagian spora.

Namun, apakah memasak selama itu benar-benar berguna? Sesungguhnya, ini masih tidak jelas. Sebab, temuan dalam penelitian lain di Bangladesh, di mana tingkat antraks kulit tinggi, ada kasus antraks gastrointestinal terjadi pada orang yang telah memasak daging dengan durasi lebih lama.

"Risiko antraks gastrointestinal tetap tinggi bahkan ketika daging dimasak dengan baik (31 persen) atau direbus selama lebih dari 60 menit (22 persen)," tulis NIH lebih lanjut.

Menurut pedoman WHO, setiap hewan yang sakit, berperilaku aneh atau mati mendadak, tidak boleh digunakan untuk makanan atau untuk membuat produk apa pun karena mungkin telah meninggal karena penyakit menular. Mengikuti pedoman ini dapat melindungi produk hewani dan orang yang terlibat dalam penanganannya.

Antraks adalah infeksi bakteri zoonosis akut yang disebabkan oleh Bacillus anthracis. Bakteri gram-positif ini dapat membentuk spora positif, yang diperkirakan dapat bertahan hidup selama puluhan tahun di dalam bangkai dan tempat pemakaman hewan yang terinfeksi.

Antraks ditularkan ke manusia melalui penanganan hewan atau memakan daging bangkai hewan yang terinfeksi, atau dengan menghirup spora. Kontak dengan produk hewan misalnya bulu, wol, kulit, tulang juga bisa menularkan antraks.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement