Mutia menyarankan agar anak kurang mampu memilih opsi jurusan yang lebih beragam, baik program akademik S1 maupun Vokasi D4 serta D3 yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan akademisnya. Ia mengakui anak-anak yang orang tuanya mampu menggunakan kesempatan yang dibuka untuk mengikuti seleksi masuk PTN dan jurusan yang diinginkannya.
Sementara itu, terkait Kartu Indonesia Pintar (KIP)-Kuliah, sebaiknya anggarannya diperbesar, bukan malah dikurangi. Dengan begitu, lebih banyak anak-anak yang tidak mampu bisa kuliah di PTN/Poltek Negeri dan seleksi kondisi ekonominya secara langsung diperketat agar tidak salah sasaran.
Lulus SNBT, Peserta Berduit Jajal Jalur Mandiri
Di sisi lain, pengamat pendidikan Muhammad Amin menilai kekuatan dana membuat anak-anak yang sudah diterima di PTN melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) masih ingin mencoba kampus dan jurusan yang lebih bagus lagi. Hal ini memang diperbolehkan menurut peraturannya.
Hanya saja, itu bisa berakibat banyak kursi kosong di jalur SNBT. Padahal, kursi tersebut sejatinya bisa dimanfaatkan untuk anak-anak yang kurang mampu.
"Ya jelas tidak adil bagi yang tak mampu karena kekuatan dana mereka untuk ikut jalur Mandiri, bayar formulirnya saja sudah cukup mahal," ujar Amin kepada Republika.co.id, Rabu (12/7/2023).
Biaya formulir jalur Mandiri berbeda di tiap kampus. Biayanya sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu.
Menurut Amin, sistem penerimaan mahasiswa baru yang bagus sudah ada, namun hanya di SNBP. Anak yang sudah diterima SNBP, maka akunnya akan terkunci seumur hidupnya. Mereka tidak akan bisa ikut SNBT.
"Pengalaman saya di lapangan, banyak anak-anak yang mampu ambil SNBT dengan jalur yang aman. Pilihan ke-2 yang peminat sedikit sehingga punya pegangan dulu di SNBT lalu di Mandiri baru kejar jurusan yang top. Nanti kalau mandiri diterima maka lepas SNBTnya," ungkap Amin.
Amin mengatakan kebijakan PTN masih belum jelas dan keras terhadap peserta yang sudah diterima SNBT. Seharusnya, akunnya ikut dikunci seperti halnya SNBP.
Di sisi lain, Amin mengungkapkan di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) berbeda. Walaupun masuk dari jalur Mandiri, namun tetap ada porsi bagi yang tidak mampu.
"Jadi tidak semuanya jalur Mandiri itu mahal, tergantung dari jenis jalur masuknya dan PTN-nya," ujarnya.