AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Jam tidur seseorang terkadang tidak beraturan, bergantung pada aktivitas yang dilakoni hari itu. Terkadang, shift pekerjaan yang berganti juga membuat jam tidur harus bergeser.
Namun, ternyata lebih disarankan pergi tidur dan bangun tidur pada waktu yang sama setiap hari. Sebuah penelitian oleh para ilmuwan Inggris menunjukkan perbedaan sekecil apa pun dalam kebiasaan tidur dapat menyebabkan perubahan yang tidak sehat pada bakteri di usus.
Sebagian penyebabnya adalah pola makan yang lebih buruk pada orang yang tidurnya tak teratur. Studi dilakukan terhadap hampir 1.000 orang dewasa oleh para ilmuwan Kings College London, Inggris. Hasilnya menemukan bahwa perbedaan sekitar 90 menit di titik tengah tidur malam selama sepekan dapat memengaruhi jenis bakteri yang ditemukan di usus.
Sistem pencernaan idealnya memiliki berbagai spesies bakteri yang berbeda. Beberapa spesies bakteri lebih baik dari yang lain, tetapi mendapatkan gabungan spesies yang tepat adalah kunci efektif untuk mencegah sejumlah penyakit.
Penulis studi, Kate Bermingham, menjelaskan bahwa tidur dan bangun pada waktu yang sangat berbeda selama sepekan, dibandingkan dengan akhir pekan, dikenal sebagai jetlag sosial. Kondisi itu diperkirakan memengaruhi lebih dari 40 persen populasi Inggris.
Temuan penelitian telah diterbitkan di European Journal of Nutrition. Hasil studi menyebutkan bahwa kelompok usia yang paling terdampak adalah kalangan remaja dan dewasa muda.
Kemudian, kondisi itu cenderung berkurang seiring bertambahnya usia. Para peserta studi mengisi kuesioner makanan, dianalisis kebiasaan tidur dan kondisi darahnya, begitu juga pengecekan sampel feses.
Hasilnya, orang yang mengalami jetlag sosial cenderung makan makanan kurang sehat seperti keripik dan minuman manis. Mereka juga lebih sedikit menyantap buah dan kacang.