AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Anak dengan kecenderungan genetik terhadap diabetes tipe 1 bisa semakin berisiko mengalami penyakit autoimun tersebut bila pernah terkena Covid-19. Peningkatan risiko ini bisa melonjak hingga 10 kali lipat lebih tinggi.
Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang biasanya mulai terdiagnosis pada usia kanak-kanak. Diabetes tipe 1 terjadi karena sel imun tubuh menyerang sel beta di pankreas sehingga kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin akan menurun secara signifikan.
Anak yang terkena diabetes tipe 1 biasanya lahir dengan predisposisi atau kecenderungan genetik terhadap penyakit tersebut. Namun, memiliki kecenderungan genetik tidak serta-merta akan membuat anak terkena diabetes tipe 1. Beragam faktor lain biasanya turut berperan dalam memicu timbulnya diabetes tipe 1 pada seorang anak.
Salah satu faktor yang mungkin jarang disadari adalah riwayat infeksi virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2. Menurut studi terbaru, anak dengan kecenderungan genetik terhadap diabetes 1 yang terkena Covid-19 saat berusia di bawah 18 bulan memiliki risiko 5-10 kali lipat lebih besar untuk mengidap diabetes tipe 1.
Temuan ini diungkapkan oleh sekelompok tim peneliti internasional dari Global Platform for the Prevention of Autoimmune Diabetes (GPPAD). Selama studi berlangsung, tim peneliti memantau lebih dari 850 bayi yang berisiko secara genetik terhadap diabetes tipe 1.
"Bayi-bayi ini berisiko 5-10 kali lipat memiliki islet autoantibodies yang dapat berkembang menjadi diabetes tipe 1 di kemudian hari," timpal Prof Ezio Bonifacio dari Dresden University of Technology, seperti dilansir Express pada Selasa (12/9/2023).
Prof Bonifacio mengungkapkan bahwa studi ini menyoroti adanya hubungan antara riwayat infeksi SARS-CoV-2 dengan risiko diabetes tipe 1 di kemudian hari. Akan tetapi, Prof Bonifacio mengungkapkan bahwa riwayat infeksi SARS-Cov-2 bukan satu-satunya faktor yang bisa meningkatkan peluang terjadinya diabetes tipe 1 pada bayi atau anak yang berisiko secara genetik terhadap penyakit tersebut. "Diabetes tipe 1 bukanlah penyakit satu faktor," tambah Prof Bonifacio.
Peneliti lain dari Helmholtz Munich Institute of Diabetes Research, Prof Anette-Gabriele Ziegler, menilai temuan ini memunculkan pertanyaan baru mengenai potensi vaksinasi Covid-19 dalam mencegah kejadian diabetes tipe 1 pada anak yang berisiko secara genetik. Penelitian lebih jauh juga diperlukan untuk mengembangkan strategi pencegahan dini terhadap diabetes tipe 1. "Diabetes tipe 1 adalah penyakit seumur hidup yang mengenai jutaan anak dan orang dewasa di dunia," ujar Prof Ziegler.
Mayo Clinic mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 dapat dipicu oleh beberapa faktor, termasuk faktor genetik dan infeksi virus. Meski sering kali terdiagnosis pertama kali pada pasien anak dan remaja, diabetes tipe 1 juga bisa terdiagnosis pertama kali pada pasien dewasa.
Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes tipe 1. Akan tetapi, ada beragam opsi terapi yang bisa membantu pasien diabetes tipe 1 untuk mengelola kadar gula darah mereka. Opsi terapi tersebut mencakup penggunaan insulin, perbaikan pola makan, serta penerapan gaya hidup sehat.
Diabetes tipe 1 biasanya memunculkan beberapa gejala yang cukup khas. Berikut ini adalah gejala-gejala diabetes tipe 1 yang patut diwaspadai menurut Mayo Clinic melalui laman resminya:
1. Merasa lebih haus dari biasanya
2. Berkemih lebih banyak
3. Anak yang sudah tidak mengompol mulai mengompol lagi di malam hari
4. Muncul rasa sangat lapar
5. Penurunan berat badan tanpa diet
6. Mudah marah atau suasana hati sering berubah
7. Merasa lelah dan lemah
8. Pandangan buram
Orang tua yang menemukan tanda-tanda ini pada anak sebaiknya segera membawa anak mereka ke dokter. Dengan begitu, kejadian diabetes tipe 1 bisa terdeteksi dan diterapi lebih awal.