Jalur Kelok Sembilan Dibangun Antara Tahun 1908-1914
Jalan di Kelok Sembilan sudah dibangun sejak zaman kolonial Belanda. Lokasi tepatnya adalah di Jorong Ulu Air, Nagari Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar. Jalur ini termasuk bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatra dan Pantai Timur Sumatra. Berdasarkan arsip Kabupaten Lima Puluh Kota, jalan ini didirikan antara tahun 1908–1914.
Tujuan awal Belanda membuat Jalan Kelok Sembilan adalah karena pada awal 1900 an, dunia dilanda krisis. Sehingga untuk mengatasi hal itu, Belanda membutuhkan jalur untuk mengangkut hasil bumi dari kawasan Sumatra Tengah menuju Sumatra Timur dan Pangkalan Kotabaru.
Di masa penjajahan Jepang, ketergantungan terhadap Kelok Sembilan sebagai poros utama kegiatan perekonomian trans Sumatra berlanjut. Bahkan, keberadaannya sangat vital sebagai akses utama dari dan menuju barang dari Selat Malaka.
Tak hanya sebagai jalur transportasi, Kelok Sembilan juga berperan pada masa kemerdekaan. Jalur ini menjadi lintasan penting bagi pejuang kemerdekaan dan pemimpin nasional pada masa itu.
Ketika Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda 19 Desember 1948, ibu kota negara dipindahkan ke Bukittinggi. Kala itu dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Mr. Syafrudin Prawiranegara (22 Desember 1948 - 13 Juli 1949).
Kelok Sembilan menjadi lintasan penting bagi pejuang kemerdekaan untuk dilalui banyak pemimpin Indonesia untuk menghindari kejaran penjajah Belanda. Sampai dengan tahun 1959 yang bertepatan dengan kembalinya Republik Indonesia ke Negara Kesatuan, Kelok Sembilan masih menjadi jalur lintas dengan volume kendaraan yang relatif sedikit.
Karena kepadatan jalur lalu lintas di wilayah itu....