Pengikatan sianida menghambat kemampuan sitokrom oksidase untuk menggunakan oksigen dan dengan demikian mengurangi produksi ATP. Berkurangnya ketersediaan ATP menyebabkan disfungsi seluler dan kematian.
Tanda dan gejala awal keracunan sianida akut mencerminkan upaya refleksi sistem pernapasan, neurologis, dan kardiovaskular untuk mengatasi kadar oksigen di dalam jaringan tubuh menurun. Peningkatan sementara tekanan darah dan detak jantung, hiperventilasi, sesak napas, jantung berdebar, dan sakit kepala adalah tanda dan gejala awal umum keracunan sianida akut.
Gejala lanjut atau gejala keracunan parah mencerminkan depresi neurologis, pernapasan, dan kardiovaskular. Hal ini karena jaringan gagal mengkompensasi ketidakmampuannya menggunakan oksigen. Koma, kejang, penurunan kesadaran, dan henti jantung pernafasan adalah tanda-tanda umum keracunan yang terlambat atau parah.
Keracunan sianida hanya bisa diatasi dengan bantuan medis. Pada umumnya, pasien akan diberikan alat bantu pernapasan serta obat yang mengandung amil nitrit dan natrium nitrit untuk mencegah efek keracunan yang lebih parah.
"Karena sifat toksisitas sianida yang progresif cepat, maka bantuan medis idealnya dilakukan di lokasi kejadian keracunan,” jelasnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.co.id.