Beragam gejala ini dapat membuat aktivitas penderita ME/CFS menjadi sangat terhambat. Mereka mungkin akan kesulitan untuk pergi berbelanja, bekerja, atau bahkan mengurus diri sendiri dan juga anak.
"Gangguan-gangguan ini mempengaruhi dan menyebabkan keterbatasan dalam keseharian mereka selama lebih dari enam bulan," jelas //associate professor// dari Johns Hopkins, Alba Azola MD.
Kondisi ME/CFS pada dasarnya bisa mengenai siapa saja. Namun, ada beberapa kelompok yang dinilai lebih rentan untuk terkena ME/CFS. Berikut ini adalah kelompok yang lebih berisiko terkena ME/CFS menurut CDC:
- Wanita
- Usia, dengan persentase kasus ME/CFS paling tinggi pada rentang usia 60-69 tahun dan kedua tertinggi pada rentang usia 50-59 tahun
- Orang berkulit putih dan orang berkulit hitam non hispanik
- Individu yang tinggal di area terpencil
Hingga saat ini, penyebab pasti dari ME/CFS belum diketahui. Namun menurut National Health Service (NHS), ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam kemunculan ME/CFS. Salah satu di antara faktor tersebut adalah infeksi virus.
Oleh karena itu, kemunculan gejala yang mirip seperti ME/CFS pada pasien long Covid tidak mengejutkan. Seperti diketahui, Covid-19 disebabkan oleh infeksi virus yaitu SARS-CoV-2.
Menurut profesor dari Johns Hopkins University School of Medicine, Peter Rowe MD, kasus ME/CFS umumnya muncul pada sebagian pasien setelah mereka terkena Covid-19. Kabar baiknya, keluhan ME/CFS yang muncul setelah Covid-19 bisa membaik dengan pengobatan.
Terapi Pengobatan
Secara umum, terapi pengobatan untuk ME/CFS cukup sulit. Alasannya, belum ada obat yang dikembangkan secara khusus untuk mengatasi ME/CFS.
Meski begitu, ada sejumlah opsi terapi yang bisa membantu meringankan keluhan ME/CFS. Dengan terapi-terapi ini, penderita ME/CFS bisa menjalani aktivitas seperti biasa tanpa terhambat oleh rasa lelah.
Terutama terapi yang....