Kebiasaan selfie dinilai erat kaitannya dengan aspek psikologis yang tidak sehat. Sebab, orang seolah enggan mengambil jeda dari kehidupan yang sebenarnya dan berhenti sejenak dari mengambil gambar.
"Ini melibatkan dampak emosional juga, dan merupakan perpanjangan tidak sehat dari budaya selebritas dan tekanan media sosial kita," kata Siegel.
Cornell mengimbau masalah cedera fisik akibat selfie ini tidak menjadi bahan bercandaan. Untuk mencegah insiden berbahaya, ia menekankan perlunya tanggung jawab pribadi dan kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Salah satu keterbatasan utama dari penelitian ini, lanjut Cornell, adalah "sangat sulit" untuk menemukan data yang dilaporkan oleh petugas koroner mengenai masalah ini. Kematian akibat selfie tidak ditulis oleh petugas koroner. "Tapi mungkin memang seharusnya demikian," kata Cornell.