Kamis 28 Dec 2023 05:52 WIB

Pengguna Vape Mayoritas Anak-Remaja, WHO Serukan Semua Negara untuk Larang Peredarannya

Anak muda pengguna vape cenderung jadi perokok di kemudian hari.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Vape (ilustrasi). Tingkat penggunaan vape pada anak-anak usia 13 hingga 15 tahun lebih tinggi dibandingkan orang dewasa di seluruh wilayah WHO.
Foto:

Vape yang mengandung nikotin ini sangat membuat ketagihan dan berbahaya bagi kesehatan. Dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan memang belum sepenuhnya dipahami, namun vape diketahui menghasilkan zat beracun yang beberapa di antaranya diketahui menyebabkan kanker dan beberapa lainnya meningkatkan risiko gangguan jantung dan paru-paru.

 

Penggunaan vape juga dapat memengaruhi perkembangan otak dan menyebabkan gangguan belajar pada remaja. Paparan vape pada janin dapat berdampak buruk pada perkembangan janin dan ibu hamil.

"Paparan emisinya juga menimbulkan risiko bagi orang yang ada di sekitar pengguna vape," demikian menurut WHO.

 

WHO menegaskan perlunya langkah-langkah mendesak untuk mencegah penggunaan vape dan melawan kecanduan nikotin. WHO juga menyerukan adanya pendekatan komprehensif terhadap pengendalian tembakau dengan mempertimbangkan kondisi setiap negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement