Tayangan mendatang juga bisa meningkatkan konsumsi atas karya musik, merchandise, serta berbagai karya lainnya, memicu lebih banyak pendapatan mengalir ke estate Jackson dan pemegang hak cipta lainnya.
Selama bertahun-tahun, Sony telah membayar estate Jackson lebih dari dua miliar dolar AS (Rp 31,24 triliun). Itu untuk beberapa kesepakatan besar, termasuk tapi tidak terbatas pada distribusi royalti untuk rekaman dan lagu-lagu Jackson.
Pada 1991, Sony membayar 100 juta dolar AS (Rp 1,56 triliun) untuk membeli paruh pertama perusahaan yang kemudian menjadi Sony/ATV. ATV Music adalah katalog yang dibeli Jackson pada 1985 yang berisi katalog Beatles dan lagu-lagu populer lainnya.
Perusahaan tersebut digabungkan ke dalam operasi penerbitan musik Sony menjadi Sony/ATV, dengan Sony dan Jackson masing-masing memiliki 50 persen saham perusahaan. Pada 2016, Sony Music Group membayar 750 juta dolar AS (Rp 11,71 triliun) untuk sisa 50 persen saham Sony/ATV.
Mereka juga membayar 287,5 juta dolar AS (Rp 4,49 triliun) untuk bagian estate Jackson dari konsorsium yang memiliki EMI Music Publishing pada 2018. Juga, untuk dividen atas kepemilikan aset tersebut yang berjumlah total sekitar 1,6 miliar dolar AS (Rp 24,99 triliun).
Kesepakatan terbaru yang diumumkan menambah 600 juta dolar AS atau lebih seperti yang sudah disebutkan, sehingga jumlah totalnya melampaui angka dua miliar dolar AS. Jika dicermati, Sony memang aktif melakukan akuisisi selama setahun terakhir.
Tahun lalu, Sony Music Group dilaporkan mengakuisisi saham minoritas yang signifikan di label Latin dan perusahaan manajemen Rimas Entertainment, yang meluncurkan karier Bad Bunny. Pada Mei 2023, Sony juga mengakuisisi katalog RECORDS dari Barry Weiss, Ron Perry, dan Matt Pincus.