Di luar negeri, menurut Devie, setiap anak memiliki komunitasnya dan diciptakan panggungnya, sehingga mereka bisa mendapat perhatian dan pujian. Tidak adanya panggung ini yang kemudian mengakibatkan anak dan remaja mencari perhatian dan pujian di jalanan. Itulah cara mereka untuk mendapat kan panggung.
"Ini yang menjawab mengapa tindakan mereka jauh dari kata kemanusiaan karena misalnya biacara soal kekerasan, semakin sadis mereka maka nama mereka akan semakin tersohor. Karena mereka akan ditakuti, diperbincangkan, apalagi sekarang ada medium media sosial yang memperkuat gema perilaku tadi," kata Devie.
Mendapat sorotan, remaja menganggap "panggungnya" mendapat perhatian bahkan pujian di kalangan sesamanya. Akhirnya, remaja menganggap itu sebagai keberhasilan.
"Andaikan mendapat ruang masing-masing, tentu mereka tidak perlu menjadikan jalanan sebagai panggung tempat mendapat perhatian dan pujian," ucap dia.