Kritik dari para penggemar menunjukkan perasaan umum yang berkembang di kalangan masyarakat internasional terhadap Starbucks dan perannya dalam konflik di Palestina. Starbucks menjadi subjek boikot setelah terlibat dalam perselisihan dengan serikat pekerja atas penggunaan logo sebagai janji dukungan terhadap Palestina.
Starbucks menegaskan bahwa mereka netral dalam konflik tersebut. Hanya saja, ketika serikat pekerja menggunakan logo mereka untuk menyuarakan dukungan politik terhadap Palestina, perusahaan tersebut mengambil tindakan terhadap para karyawan.
Sikap yang diambil Starbucks dianggap kontroversial dibandingkan dengan citra perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kebebasan dan keberagaman. Sejak itu, Starbucks telah menghadapi tekanan besar dari masyarakat.
Beberapa toko bahkan mengalami penurunan pendapatan dan penutupan di beberapa negara. Starbucks telah melakukan upaya untuk menyelesaikan konflik dengan serikat pekerja dan berupaya menjaga hubungan baik dengan pelanggannya.
Meskipun Minho belum memberikan tanggapan resmi terhadap kritik tersebut, postingannya telah memicu diskusi yang luas di media sosial tentang tanggung jawab selebritas dalam memilih merek yang mereka dukung.