Selain itu, solusi baru untuk menanggulangi kasus gonore yang disebabkan oleh bakteri resisten antibiotik juga akan dibutuhkan. Salah satunya adalah kehadiran obat-obat baru untuk melawan infeksi bakteri N gonorrhoeae yang resisten obat.
Secara umum, gonore merupakan penyakit menular seksual yang bisa menyebar lewat kontak dengan area genital, mulut, atau anus dari pasangan yang terinfeksi. Gonore juga bisa ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayi melalui proses melahirkan.
Pada sebagian besar kasus, gonore bukanlah penyakit yang mematikan. Namun, bila dibiarkan tak diobati, gonore bisa memicu peradangan yang lebih berat dan menyebabkan keluhan nyeri di area pelvis atau panggul dan bahkan ketidaksuburan.
Dahulu, obat yang menjadi lini pertama untuk mengatasi gonore adalah penisilin. Namun, karena jumlah bakteri N gonorrhoeae yang kebal terhadap obat tersebut semakin besar, penisilin tak lagi menjadi pilihan utama untuk pengobatan gonore.
Posisi penisilin sebagai pengobatan lini pertama lalu digantikan dengan obat antibiotik lain, yaitu ciprofloxacin dan obat antibiotik fluoroquinolone lain. Akan tetapi, keduanya juga tak lagi digunakan sebagai pengobatan lini pertama karena kasus resistensi terhadap kedua obat tersebut semakin meluas.
Resistensi terhadap obat antibiotik ini bisa terjadi karena sejumlah faktor. Sebagian di antaranya adalah mutasi bakteri, penggunaan antibiotik berlebih, dan penyalahgunaan obat antibiotik.
Kini, ceftriaxone menjadi lini pertama untuk pengobatan gonore. Namun, melihat cukup pesatnya peningkatan bakteri N gonorrhoeae yang resisten terhadap ceftriaxone, suatu saat posisi antibiotik ini sebagai lini pertama pengobatan gonore mungkin akan tergantikan dengan obat lain.