AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Syntia Nusanti mengatakan papiledema disebabkan oleh sejumlah hal. Salah satunya ialah tumor di otak yang menyebabkan peningkatan tekanan di bagian intrakranial atau hambatan dalam pengeluaran cairan di otak.
"Papiledema ini adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Jadi dua-duanya bukan satu. Kalau satu mata kita sebutnya kebalikannya, edema papil," katanya dalam siaran radio disimak di Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Dokter Syntia menjelaskan bahwa papiledema bukan penyakit yang berhubungan dengan usia dan banyak sekali penyebabnya. Selain tumor di otak dan hambatan pengeluaran cairan, infeksi di otak, seperti meningitis, juga bisa memicu papiledema.
"Namun, ada juga yang kita sebut sebagai idiopatik. Nah idiopatik ini terjadi peningkatan tekanan di intrakaranya tanpa sebab khusus gitu," katanya.
Menurut dr Syntia, papiledema yang sifatnya idiopatik banyak ditemukan pada perempuan obesitas berusia sekitar 30-40 tahun. Papiledema juga dijumpai pada pasien dengan hipertensi, terutama hipertensi emergensi yang menyebabkan tekanan darah naik hingga saraf mata bengkak.
Penderita papiledema biasanya merasakan gejala sakit kepala hebat yang membuat rasa mual bahkan muntah. Secara penglihatan, keburaman tidak serta-merta terjadi, namun perlahan-lahan dan sementara.
"Terjadi penurunan tajam penglihatan sementara saat pasien biasanya bangun dari jongkok kemudian dia batuk gitu ya, jadi segala sesuatu yang menyebabkan terjadi peningkatan penanganan intrakranial," kata dr Syntia.