Teknik yang dikembangkan dari pengobatan China kuno ini merupakan upaya untuk menyelaraskan kembali jalur-jalur meridian dalam tubuh, yang mirip dengan saluran serat optik. Praktiknya mirip dengan akupunktur, namun metode tapping ini berupa tindakan mengetuk-ngetuk beberapa titik meridian sehingga juga mirip dengan tindakan akupresur.
Dengan mengakses jalur meridian sambil memproses ulang emosi, pikiran, termasuk gangguan fisik, teknik tapping ini, menurut Nick Ortner, dapat menjangkau akar penyebab stres lebih cepat dibandingkan dengan teknik pereda stres lainnya.
Teknik tapping dapat mengirimkan sinyal menenangkan dan merilekskan langsung ke amigdala, salah satu bagian dari otak manusia yang berfungsi untuk memproses emosi.
Tapping dapat menetralisasi pengalaman apa yang dianggap sebagai ancaman bagi kelangsungan hidup sehingga menyebabkan jiwa seseorang terguncang, diganti dengan program baru yang lebih positif.
Tidak hanya pengalaman nyata yang disaksikan Nick Ortner saat menangani "pasien"-nya, buku ini juga mengetengahkan hasil penelitian, salah satunya oleh Dawson Church, Ph.D. Dalam studi double-blind, saat orang stres berbicara di hadapan khalayak, diperoleh hasil bahwa kelompok kontrol yang menerima terapi bicara konvensional hanya menunjukkan penurunan kortisol 14 persen, sedangkan kelompok dengan metode tapping menunjukkan rata-rata penurunan hingga 24 persen, bahkan ada yang hingga mencapai 50 persen.
Kortisol adalah hormon penting yang memengaruhi hampir setiap organ dalam jaringan tubuh manusia, termasuk mengatur respons stres. Bahkan kortisol juga dikenal sebagai hormon stres.
Nick Ortner juga mengemukakan hasil penelitian lainnya bahwa akupunktur dapat meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh. Karena tapping melibatkan titik akupunktur yang sama sekaligus juga menurunkan kortisol, maka disimpulkan bahwa tapping, seperti akupunktur, memungkinkan tubuh melampaui endorfin yang kemudian memperkuat perasaan positif, serta kesejahteraan fisik dan emosional.
Meskipun judul buku ini lebih menonjolkan tapping untuk pengasuhan, untuk anak dan remaja, sesungguhnya bisa dipraktikkan oleh semua kelompok umur, tidak peduli dengan latar belakang apa pun penyebab stres yang dialami seseorang.
Bukan hanya masalah psikis....