AMEERALIFE.COM, JAKARTA — Seorang pakar kesehatan, dr Eric Berg, menyebut rutin mengonsumsi jus seledri setiap pagi selama satu pekan bisa memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa. Dr Berg mengeklaim, jus seledri sebagai obat paling mujarab berkat sifat antiinflamasi, rendah kalori, dan kaya nutrisi.
Seledri mengandung serat, vitamin K, serta sedikit vitamin A dan C, kalsium, serta zat besi. Dia mengatakan, selain itu, seledri mengandung empat fitonutrien utama yaitu 3-n-butylphthalide, apiganen, coumaric acid, dan kaempferol, yang bermanfaat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan. Senyawa-senyawa ini memiliki efek inflamasi, antioksidan, dan membantu memperbaiki fungsi sistem saraf serta mengurangi risiko penyakit kronis, termasuk hiperhensi dan kanker.
“Seledri memang sebagian besar terdiri atas air, namun senyawa aktif di dalamnya memberikan manfaat kesehatan yang sangat besar. 3-n-butylphthalide dapat membantu memperbaiki kerusakan akibat stroke dan meningkatkan mikro sirkulasi darah,” kata Berg seperti dikutip dari Express, Senin (28/4/2025).
Ia mengatakan, apigenin dalam seledri juga diketahui berfungsi sebagai relaksan otot alami, membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki kualitas tidur dan memberikan efek positif bagi penderita diabetes. Adapun Coumaric acid berperan dalam mengontrol gula darah dengan memperlambat penyerapan karbohidrat dan meningkatkan fungsi sel beta pankreas.
Sementara itu, kaempferol pada seledri diketahui memiliki sifat antivirus, antijamur, antibakteri, serta dipercaya dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker kulit, hati, dan usus besar. Senyawa ini juga berperan mendukung mengurangi peradangan dan mendukung perubahan sel tubuh dari kerusakan.
Dr Berg merekomendasikan mengonsumsi jus seledri dalam keadaan perut kosong pada pagi hari agar manfaatnya lebih optimal. Ia juga menyarankan memilih seledri organik untuk mengurangi risiko pestisida, serta menambahkan perasan lemon untuk meningkatkan rasa jika diperlukan.
Namun perlu dicatat bahwa seledri bisa menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang, mulai dari iritasi, gangguan pencernaan hingga masalah pernapasan. Dalam kasus yang sangat jarang, alergi seledri dapat berkembang menjadi anafilaksis, kondisi darurat yang berpotensi mengancam jiwa.
"Sebelum melakukan perubahan drastis pada pola makan, disarankan untuk dengan dokter terlebih dahulu, terlebih karena seledri dapat berinteraksi dengan obat tertentu seperti obat pengencer darah, sehingga bisa meningkatkan risiko memar atau pendarahan," kata Berg.
