Rabu 11 Jun 2025 16:52 WIB

Kanker Langka Ini Meningkat Drastis di Kalangan Generasi Milenial

Kanker ini berkembang di usus buntu dan tergolong jenis kanker langka.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita mengalami kanker usus buntu (ilustrasi). anker usus buntu, salah satu jenis kanker paling langka, kini menunjukkan tren peningkatan tajam di kalangan milenial dan generasi X.
Foto: Flickr
Wanita mengalami kanker usus buntu (ilustrasi). anker usus buntu, salah satu jenis kanker paling langka, kini menunjukkan tren peningkatan tajam di kalangan milenial dan generasi X.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA — Kanker usus buntu, salah satu jenis kanker paling langka, kini menunjukkan tren peningkatan tajam di kalangan milenial dan generasi X. Penelitian terbaru dari Vanderbilt University Medical Center mengungkap bahwa kasus penyakit ini telah tiga kali lipat lebih banyak pada kalangan milenial, dan naik empat kali lipat pada gen X.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine ini dilakukan dengan menganalisis data dari program SEER milik National Cancer Institute. “Kami melihat tren yang mengkhawatirkan, terutama karena satu dari tiga pasien kanker usus buntu didiagnosis di bawah usia 50 tahun. Hal ini menunjukkan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit ini,” kata peneliti utama studi Andreana Holowatyj, seperti dilansir laman Fox News, Rabu (11/6/2025).

Baca Juga

Kasus kanker usus buntu tergolong langka, hanya menyerang 1-2 kasus per juta jiwa setiap tahunnya di AS. Meski begitu, dokter menekankan pentingnya deteksi dini karena kanker ini sering kali terdiagnosa saat sudah parah.

“Mengesampingkan kemungkinan diagnosis kanker usus buntu, atau mendiagnosisnya sejak dini sangat penting, karena kami masih mencari tahu peningkatan yang mengkhawatirkan ini,” kata Holowatyj.

Kanker ini berkembang di usus buntu, organ kecil yang terletak di bagian kanan bawah perut. Ada dua jenis utama kanker usus buntu, yakni kanker epitel usus buntu yang menyerang lapisan sel bagian dalam usus buntu, serta kanker neuroendokrin yang berasal dari pertumbuhan tumor neuroendokrin di usus buntu.

Pada tahap awal, penyakit ini umumnya tidak menunjukkan gejala. Namun seiring berkembangnya penyakit, gejala yang mungkin muncul antara lain nyeri tak tertahankan di perut, perut sering terasa kembung, muncul benjolan di perut, mual dan muntah, serta cepat merasa kenyang saat makan.

Sementara itu, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker ini berkisar dari 10 hingga 63 persen, bergantung pada jenis dan stadiumnya. Penanganan kanker ini biasanya meliputi operasi pengangkatan usus buntu serta kemoterapi. Atas temuan mereka, tim peneliti mendesak dilakukannya studi lebih lanjut terhadap kanker usus buntu, serta mendorong edukasi bagi tenaga kesehatan dan masyarakat.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement