Meskipun demikian, Lalani menekankan bahwa ada beberapa pertimbangan penting sebelum memutuskan untuk menghilangkan sarapan:
-Hidrasi: Anda harus fokus untuk tetap terhidrasi dengan baik selama periode puasa.
-Nutrisi berkualitas: Saat jam makan siang tiba, prioritaskan nutrisi berkualitas tinggi dengan fokus pada makanan kaya protein, lemak sehat, serta banyak buah-buahan segar, sayuran, dan biji-bijian utuh.
-Hindari makanan buruk: Hindari makanan tinggi gula tambahan, rendah serat, atau makanan yang sangat diproses.
Lalani menegaskan, "Langkah-langkah ini penting untuk mencegah rasa lapar yang berlebihan, makan berlebihan di kemudian hari, kelelahan, dan potensi perlambatan metabolisme."
4. Olahraga Anda mungkin menjadi lebih berat
Diet dan olahraga adalah dua komponen penting dalam penurunan berat badan. Sayangnya, melewatkan sarapan bisa berdampak pada performa kebugaran Anda. "Olahraga pagi bisa terganggu," ujar kepala penasihat medis untuk Sleepopolis, Raj Dasgupta.
Jika Anda berolahraga pada pagi hari, melewatkan sarapan dapat membuat Anda merasa lemah atau rendah stamina. "Seiring waktu, itu bisa menghalangi tujuan kebugaran (dan penurunan berat badan) Anda," ujarnya. Dalam kasus ini, jika Anda merasa tidak mencapai tujuan olahraga karena kurang energi, mungkin ada baiknya mempertimbangkan kembali apakah akan melewatkan sarapan pagi Anda atau tidak.
5. Anda mungkin merasa lesu atau kurang fokus (brain fog)
Bagi sebagian orang, tidak makan selama berjam-jam setelah bangun tidur dapat menyebabkan kadar glukosa turun ke tingkat yang sangat rendah, sehingga fungsi otak yang memadai dapat terganggu. "Hal ini dapat menyebabkan kabut otak, kelelahan mental, dan mudah marah," kata Best.
"Beberapa orang merasa baik-baik saja melewatkan sarapan, tetapi yang lain akhirnya merasa lelah, mudah marah, atau sakit kepala," kata dr Dasgupta.
Ini, kata dia, terutama berlaku bagi siapa saja yang menderita diabetes atau penyakit metabolik lain yang mungkin memerlukan pengobatan. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan praktik intuitive eating, di mana Anda perlu belajar mempercayai sinyal tubuh untuk rasa lapar sejati dibandingkan kebosanan atau keinginan makan.
Namun, bagi siapa pun yang mempertimbangkan untuk melewatkan sarapan, dr Dasgupta menyarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda terlebih dahulu. Keputusan untuk melewatkan sarapan haruslah didasarkan pada pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan tubuh dan potensi dampaknya pada kesehatan secara keseluruhan.
