Pernyataannya menggarisbawahi bahwa solidaritas terhadap Palestina adalah panggilan universal bagi setiap insan yang memiliki rasa kemanusiaan. Zaskia mengatakan perjuangan untuk Palestina tak harus selalu dalam bentuk aksi langsung di lapangan. Ada beragam cara dan porsi yang bisa diambil oleh setiap individu.
"Kalau buat aku gini, perjuangan itu beda-beda jadi bukan berarti kalian yang enggak ke lapangan bukan berarti kalian enggak melakukan sesuatu. Semua punya porsinya masing-masing, jalankan sebisa dan semaksimal kalian," pesannya.
Ini adalah ajakan untuk berbuat sesuai kemampuan, entah itu melalui donasi, doa, menyebarkan informasi, atau bentuk dukungan lain yang bisa dilakukan dari mana saja. Menurut laporan dari Kitabisa, platform yang menjadi jembatan bagi aksi kebaikan ini, Global March to Gaza mengusung empat tuntutan krusial yakni pembukaan akses kemanusiaan tanpa syarat ke Gaza, penghentian agresi militer Israel, penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza, dan pengakhiran penjajahan Palestina.
Kitabisa juga menggarisbawahi konsistensi warga Indonesia dalam memberikan bantuan kepada rakyat Palestina selama ini, mulai dari donasi darurat, pembangunan infrastruktur, hingga dukungan psikososial. "Sekarang lewat aksi long march menuju Gaza, kita diajak untuk tetap berisik, rapatkan solidaritas mendukung Palestina dengan cara apapun yang kita bisa," ujar pernyataan dari Kitabisa.
Ini adalah seruan kolektif untuk tidak berdiam diri, untuk terus menyuarakan kebenaran, dan merajut benang solidaritas dalam bentuk apapun yang memungkinkan. Perjalanan Zaskia dan para relawan lainnya ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah manifestasi dari empati, keberanian, dan tekad untuk menjadi bagian dari perubahan. Mereka adalah bukti bahwa ketika kemanusiaan dipertaruhkan, suara-suara dari berbagai belahan dunia akan bersatu, berjalan bersama, demi harapan akan keadilan dan perdamaian di tanah Palestina.
View this post on Instagram