Senin 28 Jul 2025 10:27 WIB

Ini Alasan Anak di Bawah Usia 13 Tahun Sebaiknya Nggak Punya HP Sendiri

Semakin muda usia anak saat memiliki HP, semakin besar dampak psikologisnya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Anak  memiliki smartphone sebelum usia 13 tahun (ilustrasi). Kebiasaan ini disebut lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan mental saat dewasa.
Foto: Republika.co.id
Anak memiliki smartphone sebelum usia 13 tahun (ilustrasi). Kebiasaan ini disebut lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan mental saat dewasa.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Anak-anak yang memiliki smartphone sebelum usia 13 tahun disebut lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan mental saat dewasa. Hal ini berdasarakan hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Human Development and Capabilities.

Penelitian ini menganalisis data dari lebih dari 100 ribu responden berusia 18 hingga 24 tahun. Responden diminta melaporkan gejala mental seperti agresi, perasaan terasing, halusinasi, hingga keinginan bunuh diri. Hasilnya menunjukkan, semakin dini seseorang memiliki smartphone, semakin buruk dampak terhadap kesehatan mentalnya di kemudian hari.

Baca Juga

Dampak negatif ditemukan pada laki-laki maupun perempuan, namun lebih signifikan pada anak perempuan. Mereka yang mendapat smartphone pada usia 5-6 tahun tercatat lebih banyak mengalami pikiran bunuh diri parah dibandingkan mereka yang mendapat perangkat setelah usia 13 tahun.

"Semakin muda usia anak saat memiliki smartphone, semakin besar dampak psikologis yang membentuk cara mereka berpikir dan memandang dunia," kata salah satu penulis studi, Tara Thiagarajan, seperti dilansir laman ABC News, Senin (28/7/2025).

Selain faktor usia, penggunaan media sosial, perundungan siber, kualitas tidur yang buruk, dan hubungan keluarga yang renggang turut memengaruhi kondisi mental anak. Peneliti menyarankan pembatasan akses smartphone dan media sosial sebelum anak menginjak usia 13 tahun, serta perlunya edukasi literasi digital dan peran orang tua dalam mendampingi.

"Anak sebaiknya tidak memiliki smartphone sebelum usia 14 tahun. Dan ketika mereka memilikinya, penting bagi orang tua untuk membimbing cara penggunaannya secara bijak," ujar Thiagarajan.

Temuan ini sejalan dengan kampanye yang digagas oleh psikolog sosial Jonathan Haidt, penulis buku The Anxious Generation. Haidt mendorong pembentukan norma sosial baru terkait penggunaan gawai oleh anak-anak.

la mengusulkan agar anak tidak diberikan smartphone sebelum masuk sekolah menengah atas (SMA), menunda akses ke media sosial hingga usia minimal 16 tahun, serta menjadikan lingkungan sekolah sebagai zona bebas ponsel. Sementara itu, dokter spesialis anak Natasha Burgert menekankan pentingnya peran orang tua sebagai panutan dalam penggunaan teknologi. la mengingatkan bahwa anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka, termasuk cara berinteraksi dengan perangkat digital.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement