Kamis 16 Mar 2023 22:35 WIB

Merokok Bukan Budaya Indonesia, Dibudayakan Oleh Industri

Emancipate Indonesia menyebut perokok ialah korban dari tipu daya industri rokok.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Kampanye setop merokok. (ilustrasi). Perokok aktif yang sudah telanjur kecanduan harus dirangkul dan diberi pemahaman lebih luas tentang cara industri rokok memperdayakan mereka.
Foto:

Hanya saja, menurut Margianta, negara dinilai tak pernah tegas dan tidak serius mengatasi problematika rokok di Indonesia. Ia kemudian membandingkan bagaimana kebijakan negara-negara maju seperti halnya Singapura dalam membuat kebijakan dan memberi sanksi tegas terhadap perokok yang merokok di area publik.

"Kayak di Singapura itu yang kedapatan ngerokok di yang bukan tempatnya akan kena denda, dan dendanya lumayan gede. Dan dengan cara itu, bisa membuat para perokok nggak mau merokok sembarangan," kata dia.

Merujuk hasil jajak pendapat Lentera Anak & U-Report Unicef (2022), ada 98,7 persen responden mengakui bahwa mereka menjadi perokok pasif. Namun, mayoritas responden (84,7 persen) tidak berani menegur langsung perokok untuk berhenti merokok di dekat mereka.

Alih-alih menegur, para perokok pasif menyikapi ketidaksukaannya dengan cara menutup hidung, menjauh dari asap rokok, dan bahkan diam saja, meskipun tahu asap rokok berbahaya. Ini menunjukkan betapa perokok pasif tidak berdaya dan tidak bersuara untuk melindungi dirinya dari paparan asap rokok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement