Selasa 21 Mar 2023 22:24 WIB

Perlukah Muslim Memilih Tisu Halal?

Tisu termasuk salah satu barang yang bersentuhan langsung dengan kulit.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Tisu wajah (Ilustrasi). Tisu halal juga telah tersedia di Indonesia.
Foto:

Sementara itu, merujuk pada UU Nomor 23 Tahun 2014 mengenai Jaminan Produk Halal, ada wajib sertifikasi halal untuk produk yang digunakan sebagai sandang, perbekalan kesehatan rumah tangga, perlengkapan rumah tangga, hingga kemasan produk. Aturan itu mulai diberlakukan pada 17 Oktober 2026.

Dalam kasus produk tisu, menurut Nanung, harus dilihat bahan baku utamanya. Tisu kering dibuat dari bubur kayu. Jika semua tisu menggunakan bubur kayu, itu akan memakan biaya yang mahal. Oleh karena itu, ada tisu daur ulang.

"Kalau tisu daur ulang, itu kira-kira dari bahan apa. Apakah dari tisu-tisu bekas yang memang aman saja atau tisu dipakai yang terkena lap minyak babi dan lainnya? Ada potensi itu karena kan bahan limbah. Nah, kalau seperti itu tidak boleh," ujar dia.

Selain tisu kering, tisu basah juga perlu diperhatikan. Terlebih, ada bahan cairan di dalamnya, yakni alkohol dan ethanol.

Mengikuti para ulama Syafi’i, alkohol yang berasal dari industri minuman keras tentu tidak boleh. Namun, jika alkohol berasal dari industri alkohol yang memang dipakai dari laboratorium boleh.

"Prinsipnya adalah kata Rasul jika ragu-ragu, tinggalkan. Kalau ragu menggunakan tisu yang beragam, jangan pakai tisu yang tidak jelas. Kalau tidak ada tisu yang bersertifikat halal, pilih yang sudah pasti-pasti saja, itu lebih aman," kata Nanung.

Bahaya Tisu Daur Ulang

Dikutip dari pemberitaan Republika.co.id terdahulu, Kepala Divisi Tisu Asia Pulp & Paper (APP) untuk wilayah Asia Tenggara dan Korea, Widianto Juwono, menjelaskan banyak juga tisu yang terbuat dari bahan daur ulang dan tidak higienis, misalnya koran bekas, kardus bekas, dan beberapa bungkus makanan bekas.

Bahan-bahan tersebut kemudian dibuat menjadi bubur kertas dan ditambahkan pemutih. Setelah itu, bubur kertas diproduksi menjadi tisu.

Tisu bersentuhan langsung dengan kulit, mulut, dan juga makanan. Dalam kurun waktu jangka panjang, penggunaan tisu daur ulang yang dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan kanker kulit dan berpengaruh ke hormon, sistem imun, serta reproduksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement