Oleh karena itu, perlu dibangkitkan lagi soal etika. Ketika melakukan Pemilu yang berkualitas, masyarakat membutuhkan informasi yang baik sehingga ketika itu “dipalsukan” atau dibuat misinformasi dengan menggunakan perangkat, maka kebutuhan masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkualitas tidak didapat.
“Pemerintah mengajak masyarakat untuk mempersuasi. Jadi, informasi yang berkualitas itu menjadi bahan dari masyarakat untuk mempertimbangkan keputusannya dalam memilih kandidat,” ucap dia.
Firman juga menyerukan masyarakat untuk melawan dalam perang digital saat ini. Misal, saat tanggapan atau kritik tenggelam, harus diangkat dan dibahas lagi supaya bisa muncul paling awal.
Pasukan dunia maya (cyber troops) memang dirancang untuk melakukan peperangan. Suara-suara yang tidak sesuai akan ditenggalamkan.
“Warganet perlu membicarakan sampai mendapat keputusan atau mengkritik tidak seharusnya pejabat publik memberdayakan cara sensor gaya baru seperti ini. Kita kan ingin memperoleh kejelasan dengan mengangkat topik ini sehingga seharusnya tidak ditenggelamkan, misalnya seperti itu,” kata dia.