Secara khusus, dr Iluyomade merekomendasikan untuk menjalani tes jantung skrining skor kalsium, yang menggunakan computerized tomography (CT) untuk mendeteksi penumpukan plak di arteri. CT calcium scoring bisa mendeteksi apakah plak di arteri koroner menyumbat aliran darah atau tidak.
"Hanya butuh tujuh menit dan paparan radiasinya minimal," ujar dr Iluyomade.
Pilihan skrining lain adalah CT angiografi, yang digunakan dalam studi Universitas Kopenhagen. Tes ini melibatkan penyuntikan pewarna ke pasien menggunakan infus dan kemudian mengambil gambar pembuluh darah untuk mendeteksi potensi penyumbatan.
Keterbatasan utama dari studi Kopenhagen adalah hanya orang kulit putih di Denmark yang dimasukkan dalam penelitian. Terlepas dari tantangan yang masih ada, dr Iluyomade terdorong dengan kemajuan yang telah dicapai ini.
"Saya pikir ini adalah hari dan usia yang tepat untuk kardiologi preventif, karena kita dapat mendeteksi penyakit sebelum menjadi gejala dan mencegahnya menimbulkan masalah," kata dia.
CDC mengatakan sekitar 697 ribu orang di AS meninggal karena penyakit jantung pada 2020. Itu adalah penyebab utama kematian pria, wanita, dan orang-orang dari sebagian besar kelompok ras dan etnis di Amerika Serikat.