Sabtu 20 May 2023 23:24 WIB

Vagina Gatal, 8 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Gatal vagina yang dirasakan sesekali adalah normal.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Vagina (ilustrasi). Setidaknya ada 8 hal yang membuat vagina gatal lebih dari biasanya.
Foto:

4. Infeksi jamur di selangkangan

Itu bukan nama yang bagus, tetapi gatal di selangkangan (juga dikenal sebagai tinea cruris) terkadang bisa menjadi penyebab di balik rasa gatal di sekitar vagina. Ini mirip dengan kaki atlet, yang sering terjadi karena berbagi handuk atau pakaian dalam, tetapi dalam kasus ini fokusnya pada area selangkangan.

Gatal ini umumnya di sekitar paha dan selangkangan, jadi jika iritasi lebih terlokalisasi di bagian dalam vagina, kemungkinan bukan ini. Tetapi jika melihat adanya kemerahan atau iritasi di sekitar area ini yang tidak kunjung hilang, sebaiknya temui dokter agar dapat dievaluasi.

5. Kurangnya estrogen

Seiring bertambahnya usia, berbagai bagian tubuh manusia mulai mengalami perubahan. Bagi wanita dan orang yang ditetapkan sebagai wanita saat lahir, kekurangan estrogen dapat menyebabkan kulit menjadi tipis, terkadang menyebabkan ketidaknyamanan, gatal, atau keluarnya cairan.

Ini dapat terjadi pada wanita saat mereka mengalami menopause dan pada beberapa wanita yang sedang menyusui. Pelumas vagina atau dosis kecil estrogen dapat membantu dalam kasus ini.

6. Wasir

Wasir terjadi karena pembengkakan pembuluh darah di dubur, gatal, dan iritasi yang terkait dengan kondisi ini juga bisa menyebar ke area vagina. Jika rasa gatal yang dirasakan tidak hanya terjadi di dalam atau di sekitar vagina, tetapi juga di dekat anus, bisa jadi itu adalah tanda wasir.

Untuk wasir, dapat meredakannya dengan menggunakan pengobatan rumahan seperti lidah buaya, menjaga kebersihan yang baik, atau menggunakan salep yang dijual bebas. Tetapi jika gatal terjadi terus-menerus dan ada pendarahan dubur, segera temui dokter.

7. Iritasi kulit di dalam atau di sekitar vulva

Vagina juga tidak kebal terhadap kondisi kulit. Ada beberapa kondisi kulit yang dapat menyebabkan perubahan kulit, seperti keputihan dan gatal. Hal-hal seperti dermatitis kontak atau folikulitis (radang folikel rambut) dapat terjadi di sekitar vagina.

Jika melihat ruam kulit yang merah, gatal, dan bahkan nyeri, itu bisa menjadi tanda kondisi kulit. Menurut Dd Zanotti, ini mungkin memerlukan salep steroid seperti hidrokortison untuk pengobatan.

8. Vaginosis bakterial

Vaginosis bakterial muncul ketika bakteri ‘baik’ dan bakteri ‘jahat’ di vagina berselisih satu sama lain. Vagina adalah ekosistem halus yang membutuhkan keseimbangan, jadi jika bakteri terlalu banyak bergoyang ke satu sisi, hal itu dapat menyebabkan infeksi.

Ada bau yang berbeda yang menyertai vaginosis bakterial, jadi jika mencium bau ‘mencurigakan’ yang kuat dari vagina, disertai dengan rasa gatal dan iritasi, ini bisa menjadi pertanda.

Mungkin juga melihat keluarnya cairan berwarna abu-abu pucat atau putih. Untuk beberapa orang ini dapat hilang dengan sendirinya, tapi dalam beberapa kasus mungkin dokter perlu merekomendasikan beberapa antibiotik untuk benar-benar menyembuhkan itu.

Gatal vagina sesekali adalah normal. Tetapi jika konsisten atau semakin parah, itu bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius. Itulah mengapa penting untuk diperhatikan jika gatal pada vagina dimulai setelah perubahan rutinitas, seperti menggunakan produk menstruasi tertentu atau muncul tiba-tiba.

Pastikan untuk menemui dokter jika:

- Melihat lecet atau bisul di vulva

- Merasakan sakit atau nyeri di vagina

- Melihat kemerahan di dalam atau di sekitar vagina.

- Mengalami kesulitan buang air kecil

- Mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks

- Keputihan yang tidak biasa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement