Menanggapi ini, Jejen mengatakan sebaiknya PTN memaksimalkan penerapan level UKT atau subsidi silang. Mahasiswa yang membayar biaya pendidikan dapat sesuai dengan kondisi ekonominya.
Hanya saja, sering terjadi kasus-kasus penempatan levelnya tidak sesuai dengan isi kantong orang tua. Alhasil, banyak dari mereka yang mundur karena tidak sanggup membayar.
"Solusinya perbaiki metode penempatan level itu dan masa sanggah benar-benar dijadikan bahan untuk leveling yang akurat. Bagi yang kurang mampu, mereka tetap bisa mengikuti bidik misi pada jalur Mandiri," ucap dia.
Pengamat dunia pendidikan, Muhammad Amin, kekuatan dana membuat anak-anak yang sudah diterima di PTN melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) masih ingin mencoba kampus dan jurusan yang lebih bagus lagi. Hal ini memang diperbolehkan menurut peraturannya.
Hanya saja, itu bisa berakibat banyak kursi kosong di jalur SNBT. Padahal, kursi tersebut sejatinya bisa dimanfaatkan untuk anak-anak yang kurang mampu.
"Ya jelas tidak adil bagi yang tak mampu karena kekuatan dana mereka untuk ikut jalur Mandiri, bayar formulirnya saja sudah cukup mahal," ujar Amin kepada Republika.co.id, Rabu (12/7/2023).