Berulang kali, Ubai mengatakan kepada tentara Israel bahwa lengannya terluka. Mereka tidak peduli dan tetap memborgol tangan Ubai. Dia pun meminta obat kepada seseorang yang memakai jas dokter di penjara dan hanya ditertawakan. Lalu, tentara Israel memberinya Acamol (parasetamol) satu kali.
Setelah operasi Badai Aqsa pada 7 Oktober 2023, Ubai mengatakan perlakuan terhadap tahanan Palestina menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Semua akses televisi diputus, dan semua selimut dan pakaian cadangan dikeluarkan dari sel.
Sipir lebih banyak menghukum tahanan dan melampiaskan kekesalan dengan berbagai penghinaan. Ubai mengatakan para penjaga menyerbu tahanan ke dalam sel beberapa kali sehari, lalu memukuli, menggeledah, dan mempermalukan para tahanan.
"Kami tidak diperbolehkan mengangkat kepala atau menatap mata mereka. Jika seseorang melakukan itu, mereka akan dipukuli dengan sangat kejam dan dimasukkan ke sel isolasi di mana mereka akan diserang lagi," tutur Ubai.
Pada hari Ubai dibebaskan, dia dibelenggu pada jam tujuh pagi dan digiring dari selnya di Penjara Nafha ke kendaraan transportasi "bosta", yang di dalamnya benar-benar gelap. Bagian dalam kendaraan itu dibagi menjadi beberapa sel sempit dengan kursi logam di dalamnya, tetapi dia tidak bisa duduk dalam perjalanan ke Penjara Ofer dekat Ramallah.
Sesampainya di Ofer, Ubai tetap ditahan di sel dan dia merasa sangat kedinginan karena pakaiannya tidak memadai. Dia berpikir momen itu sekitar enam jam. Ubai merasakan anggota tubuhnya membeku, terutama lengan kirinya yang terluka.
Sepanjang waktu, Ubai tidak tahu untuk apa dan mengapa dia di sana, sebab tidak ada yang memberi tahu apa pun. Kemudian, seorang petugas masuk dan mengatakan dia akan dikeluarkan dari penjara.
Namun dia diancam dan disebut tidak boleh melakukan selebrasi, tak boleh mengibarkan bendera, tak boleh menerima ucapan selamat, dan tak boleh melakukan aktivitas politik. Jika melanggar, dia akan ditangkap lagi.
Ubai bersyukur bisa....