2. Efek Jangka Panjang pada Kulit dan Kesehatan Umum
Dalam konteks ini, dokter Arini yang merupakan alumni Harvard Medical School tersebut menyebutkan dua bahaya utama, yakni risiko jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek, pasien dapat mengalami reaksi alergi atau risiko infeksi. Sedangkan pada jangka panjang, bahaya melibatkan kerusakan organ pencernaan, hati, ginjal, dan bahkan risiko kematian.
3. Potensi Efek Samping dan Komplikasi di Luar Lingkungan Medis
Dokter Arini memperingatkan tentang maraknya penggunaan infus whitening di luar lingkungan medis yang dapat menyebabkan efek samping berbahaya. Terutama, ketidakpastian mengenai kandungan infus, risiko infeksi karena penyuntikan yang tidak steril, dan kemungkinan efek samping yang tidak diinginkan akibat pemakaian zat yang tidak disetujui secara medis.
4. Bahan-Bahan Berbahaya atau tidak Disetujui dalam Infus Whitening Rumahan
Dalam konteks ini, dr Arini yang juga dosen dan peneliti Fakultas Kedokteran Ukrida itu menyebutkan beberapa zat yang sering digunakan dalam infus whitening, termasuk asam traneksamat, glutathione, vitamin C, dan vitamin E. Namun, risikonya meningkat ketika produk ini tidak memiliki izin resmi dari lembaga regulasi seperti FDA atau BPOM.
"Dampak buruknya adalah fungsi organ bisa terpengaruh dan berisiko terjadinya alergi," ujar dr Arini.
Konsultan Medis Klinik Dermalogia itu menekankan pentingnya mendapatkan perawatan infus whitening di bawah pengawasan medis yang memadai untuk menghindari risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan kecantikan kulit. Dia menegaskan bahwa prosedur ini bukanlah hal sederhana dan memerlukan evaluasi medis sebelum dan setelah tindakan untuk memastikan keselamatan dan hasil yang optimal.