Hal itu akan memengaruhi kehidupan saksi perundungan di masa depannya, terutama dalam pengambilan keputusan. Reisa menegaskan tidak ada seorang pun yang pantas dirundung, dan tidak boleh ada seorang pun yang diam saja ketika melihat perundungan terjadi. Korban perlu didukung, karena dukungan tersebut menunjukkan kepedulian dan keberanian.
"Jadi bersatulah untuk mengakhiri bullying, karena itu salah, apapun alasannya," kata dia.
Menurut Reisa, perundungan adalah masalah kompleks yang membutuhkan penyelesaian dari seluruh pihak, misalnya keluarga, sekolah, teman bermain, dan masyarakat. Apabila perundungan sudah telanjur terjadi, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan. Korban perundungan perlu diyakinkan bahwa perundungan itu bukan salahnya agar kepercayaan dirinya tumbuh kembali.
"Kemudian, kita harus bantu agar korban ini bisa mampu membela dirinya sendiri dan anak yang melaporkan kejadian itu perlu dihargai," ucapnya.
Selain itu, Reisa mengingatkan hukuman atau kritik yang diberikan terhadap pelaku perundungan sebisa mungkin tidak di tempat umum. Yang terpenting adalah si pelaku didorong untuk jujur, dan diapresiasi ketika sudah mau jujur agar perilaku negatifnya tidak semakin parah.