Ahad 24 Mar 2024 07:00 WIB

Merokok Biar Kurus? Jangan Salah, Kebiasaan Itu Justru Tingkatkan Lemak Perut

Berhenti merokok dapat bantu kurangi lemak perut dan tekan risiko penyakit kronis.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Berhenti merokok (Ilustrasi). Merokok dapat mengakibatkan menumpuknya lemak perut alias lemak visceral.
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Berhenti merokok (Ilustrasi). Merokok dapat mengakibatkan menumpuknya lemak perut alias lemak visceral.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Alasan umum bagi para perokok untuk tidak berhenti merokok adalah kekhawatiran akan bertambahnya berat badan. Sebelumnya, ada penelitian menemukan bahwa nikotin, bahan aktif yang ada di dalam rokok, menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme.

Kini, sebuah penelitian baru menepis klaim tersebut. Ilmuwan mengungkap bahwa merokok sebenarnya meningkatkan lemak perut.

Baca Juga

Lemak perut ini terutama lemak yang ditemukan jauh di dalam perut. Lemak tersebut dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, strok, dan demensia.

Dilansir Daily Mail, Jumat (22/3/2024), para peneliti dari University of Copenhagen, Denmark menggabungkan hasil penelitian-penelitian genetik berbeda yang melibatkan lebih dari satu juta orang. Mereka mengamati orang-orang yang memiliki gen terkait dengan merokok cenderung memiliki distribusi lemak tubuh yang berbeda dengan mereka yang bukan perokok.

Analisis mengungkapkan bahwa orang yang mulai merokok, dan terus merokok seumur hidup, dikaitkan dengan peningkatan lemak perut. Kemungkinan besar ini adalah lemak visceral.

Jenis lemak itu adalah lemak yang membungkus organ-organ perut, bukan lemak subkutan yang berada di bawah kulit. Selain itu, lemak visceral sulit dilihat.

Jadi, seorang perokok mungkin saja memiliki perut yang rata. Namun, dia masih memiliki jumlah lemak yang tidak sehat, sehingga meningkatkan risiko penyakit serius.

"Pengaruh merokok terhadap lemak perut tampaknya terlepas dari faktor-faktor lain seperti status sosial ekonomi, penggunaan alkohol, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), atau seberapa besar seseorang mengambil risiko," kata penulis utama dr Germán Carrasquilla.

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, temuan dari University of Copenhagen ini memperkuat pentingnya upaya skala besar untuk mencegah dan mengurangi kebiasaan merokok pada masyarakat umum. Sebab, hal ini juga dapat membantu mengurangi lemak perut dan semua penyakit kronis yang terkait dengannya.

"Mengurangi satu risiko kesehatan utama dalam suatu populasi, secara tidak langsung, akan mengurangi risiko kesehatan besar lainnya," ujar dr Carrasquilla.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement