Selasa 18 Feb 2025 11:38 WIB

Kim Sae-ron Diduga Bunuh Diri, ‘Kekejaman’ Publik Korea Disorot

Polisi menyimpulkan bahwa Kim Sae-ron meninggal karena pilihan ekstrem.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Aktris Kim Sae-ron. Polisi menyimpulkan bahwa Kim Sae-ron meninggal karena pilihan ekstrem.
Foto: EPA/YNA SOUTH KOREA OUT
Aktris Kim Sae-ron. Polisi menyimpulkan bahwa Kim Sae-ron meninggal karena pilihan ekstrem.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Kematian aktris Korea Selatan Kim Sae-ron telah dikonfirmasi sebagai bunuh diri, menurut laporan kepolisian setempat. Aktris yang baru berusia 24 tahun ini ditemukan meninggal dunia di rumahnya di kawasan Seongsu-dong, Seoul, pada Ahad (16/2/2025).

Polisi menyimpulkan bahwa Kim Sae-ron meninggal karena pilihan ekstrem. Menurut polisi, mereka juga tidak menemukan surat wasiat atau pesan perpisahan dari Kim. “Kami berencana akan menangani kasus ini sebagai dugaan bunuh diri,” kata polisi kepada kantor berita Yonhap.

Baca Juga

Kematian Kim Sae-ron telah memicu gelombang kritik terhadap perlakuan keras yang diterimanya dari publik, terutama di dunia maya. Sejumlah pakar menilai, tekanan sosial dan serangan bertubi-tubi di internet menjadi faktor yang turut mendorong Kim ke titik terendah dalam hidupnya.

Profesor psikiatri di Yale University, Na Jong-ho, mengatakan bahwa kematian Kim Sae-ron menjadi dampak dari budaya penghakiman ekstrem di Korea Selatan. Menurut dia, masyarakat yang tidak memberi kesempatan kedua setelah seseorang melakukan kesalahan bukanlah masyarakat yang sehat.

“Kita hidup dalam masyarakat yang membuang mereka yang terjatuh dan melanjutkan hidup seolah tidak terjadi apa-apa. Rasanya seperti versi nyata dari 'Squid Game'. Berapa banyak lagi nyawa yang harus hilang sebelum kita berhenti menanamkan rasa malu yang menyesakkan ini?” kata dia seperti dilansir Korea Times, Selasa (18/2/2025).

Penyanyi Migyo, yang menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Kim Sae-ron, juga menyinggung tindakan penghakiman yang dilakukan masyarakat Korea terhadap mendiang. “Sepertinya kebencian hanya akan berhenti setelah seseorang meninggal. Aku ragu beberapa dari mereka sadar telah meninggalkan komentar yang begitu kejam,” kata Migyo.

Kim Sae-ron menghadapi gelombang kecaman publik setelah ditangkap karena mengemudi dalam keadaan mabuk di Distrik Gangnam, Seoul pada Mei 2022. Ia didenda 20 juta won dan menghentikan semua aktivitasnya di dunia hiburan.

Meskipun ia telah mengunggah surat permintaan maaf secara tertulis, opini publik tetap tidak berpihak kepadanya. Tekanan semakin besar setelah muncul laporan bahwa Kim mengalami kesulitan keuangan dan sempat bekerja paruh waktu di sebuah kafe.

Saat mencoba kembali ke dunia hiburan melalui sebuah pertunjukan teater pada April 2023, rencana tersebut dibatalkan karena munculnya kembali gelombang kritik yang tajam dari publik. Kala itu, Kim sempat mengunggah video singkat di Instagram dengan pesan, “Bisakah kalian semua berhenti?”. Namun, komentar negatif terus berdatangan. Ia sebenarnya telah bersiap kembali ke layar lebar melalui film “Guitar Man”, di mana proses syuting selesai di tahun 2024 dan filmnya dijadwalkan dirilis tahun ini.

Standar ganda masyarakat terhadap selebritas

Kematian Kim Sae-ron juga menyoroti standar ganda dalam masyarakat, di mana selebriti sering kali dihukum lebih keras dibandingkan figur publik lainnya seperti politisi.

“Kim Sae-ron telah mengakui kesalahannya, meminta maaf, dan berusaha melanjutkan hidup. Tapi kebencian terus datang. Berbeda halnya dengan politisi yang bersalah atas kejahatan serius, namun mereka bisa hidup tanpa penghakiman yang sama. Kita tidak bisa terus menerapkan standar ganda ini,” kata komunitas penggemarnya di forum DC Inside. Sementara itu, upacara penghormatan terakhirnya diadakan di Asan Medical Center, dengan pemakaman ditetapkan pada tanggal 19 Februari.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement