Senada, Istafiana Candarini selaku CEO Kami mengatakan penggemar thrifting dan modest fashion jelas berbeda. Mereka yang suka thrifting lebih suka pakaian yang unik, yang tidak ada di Indonesia.
Sementara itu, ekosistem modest fashion memiliki kekhasan sendiri. Ada pakem tersendiri, leher tidak bisa bukaan lebar, potongan badannya longgar, dan lengan panjang.
Hal-hal seperti itu, menurut pengusaha yang akrab disapa Irin itu, tidak selalu bisa didapatkan dari thrifting. Ia berharap dengan melakukan branding, aktivitas marketing, dan lainnya, bisnis modest fashion-nya tidak terganggu dengan aktivitas thrifting.
"Sejauh ini aman. Pertumbuhannya selama satu tahun sekitar 40 sampai 60 persen. Insya Allah aman," ungkap Irin.
CEO and Founder Warna Modern Indonesia (WMI), Bima Laga, menyebut fenomena thrifting ini bisa dijadikan momen masyarakat Indonesia untuk mendukung brand lokal. Terlebih, jenama lokal saat ini tengah bertumbuh.
"Mudah-mudahan hal itu tidak berefek ke brand lokal," ujarnya.