AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sekretaris Utama BKKBN Budi Setiyono menyatakan bahwa tingginya tingkat stres yang dialami masyarakat Indonesia berkontribusi terhadap penampilan wajah. la menilai, tekanan hidup yang dialami membuat kebanyakan masyarakat sulit memiliki kulit sehat dan glowing.
Menanggapi hal ini, dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika dr I Gusti Nyoman Darmaputra mengatakan stres memiliki dampak biologis yang nyata terhadap kesehatan kulit wajah. Secara medis, stres memicu pelepasan hormon kortisol dari kelenjar adrenal. Ketika kadarnya meningkat secara berlebihan dan berlangsung lama, kortisol akan merangsang pembentukan radikal bebas di dalam tubuh.
"Radikal bebas inilah yang menjadi penyebab utama kerusakan struktur penting kulit seperti kolagen, elastin, dan lapisan pelindung kulit. Akibatnya, kulit kehilangan elastisitas, menjadi kering, mudah iritasi, dan terlihat lebih kusam," kata dr Darma saat dihubungi Republika.co.id, Senin (28/7/2025).
la mengatakan, radikal bebas juga memperlambat proses regenerasi sel kulit dan memicu peradangan mikro yang bisa memperparah jerawat maupun gangguan kulit lain. Kulit yang seharusnya mampu memantulkan cahaya dengan baik akan kehilangan fungsinya, membuat wajah tampak "mati" atau, dalam istilah umum, susah glowing.
"Yang sering tidak disadari, saat stres kronis, tubuh juga mengalami penurunan kadar antioksidan alami seperti glutathione dan enzim pelindung lainnya. Jika jumlah radikal bebas meningkat sementara pertahanan antioksidannya melemah, maka kulit akan semakin rentan terhadap kerusakan," kata dia.
Menurut dr Darma, kunci utama untuk menjaga kulit tetap sehat di tengah tekanan hidup adalah dengan memperhatikan kesehatan mental, tidur cukup, dan memperkuat asupan antioksidan, baik dari makanan maupun produk skincare. Meski demikian, ia menekankan bahwa perawatan kulit tidak harus mahal.
"Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, yang paling penting adalah konsisten menjalani perawatan dasar yang benar. Salah satunya adalah menggunakan pelembap setiap hari. Kulit kusam sering kali terjadi karena penurunan kadar air akibat stres dan terganggunya fungsi pelindung kulit atau skin barrier," kata dia.
la juga menyoroti pentingnya penggunaan tabir surya setiap pagi hingga siang hari. Paparan sinar matahari, meskipun tidak terasa langsung saat cuaca mendung atau ketika berada di dalam ruangan terang, tetap dapat merusak kulit melalui radiasi UV.
"Radiasi ini bisa mempercepat penuaan dini, menimbulkan flek, dan menyebabkan kulit makin kusam," kata dia.
Untuk mendapatkan hasil kulit yang lebih optimal, dr Darma menganjurkan agar masyarakat melakukan esfoliasi secara rutin. Tujuannya adalah untuk membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk dan menyebabkan kulit tampak kusam.
"Eksfoliasi bisa dilakukan sendiri di rumah dengan produk ringan. Tapi kalau ingin hasil yang lebih efektif, perawatan dasar di klinik kecantikan seperti chemical peeling bisa jadi pilihan. Prosedur ini aman dan membantu mempercepat regenerasi kulit sehingga wajah tampak lebih cerah, halus, dan sehat," ujarnya.