Ketika menyadari ada sesuatu yang tidak beres, Marlene mengirim SMS ke putra sulungnya menanyakan keberadaannya. Marlene pun menerima balasan yang mengatakan bahwa anaknya ada di sekolah bahkan anaknya itu melihat saudara perempuannya saat makan siang.
Mengetahui anak-anaknya aman, Marlene terus diam di telepon, yang akhirnya menyebabkan si penipu itu menutup telepon setelah gagal mendapatkan tanggapan yang diinginkan.
Namun, Marlene menyatakan dalam postingan bahwa dia memutuskan untuk berbagi pengalamannya dengan semua orang setelah teman dekat lainnya juga menerima panggilan telepon serupa.
Dalam postingan tersebut, dia mengatakan bahwa mungkin saja para penipu ini pada akhirnya dapat mengubah modus operandi mereka untuk memasukkan suara yang dihasilkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang meniru suara orang yang dicintai. Kemungkinan yang sekarang sangat mungkin terjadi mengingat kemampuan AI yang telah tersedia untuk kita dalam beberapa bulan terakhir.
Di Amerika Serikat, penipuan menggunakan AI seperti itu telah menjadi begitu marak sehingga para korban dengan rela mengirim lebih dari puluhan ribu dolar setelah percaya bahwa mereka telah berbicara dengan orang yang dicintai.