AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Meningkatnya penggunaan teknologi membuat permainan judi online lebih mudah diakses. Edukator profesional Inggris, Lorna Ponambalum, menyoroti bahwa sejak pandemi Covid-19, terjadi peningkatan signifikan dalam akses perjudian online.
Hal itu teramati baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Petugas pertolongan pertama kesehatan mental asal Inggris itu menyampaikan, selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi pertumbuhan yang signifikan dalam perjudian online di berbagai negara.
Dikutip dari laman National College, Ahad (8/10/2023), perjudian online berarti memasang taruhan melalui internet. Misalnya, masuk ke kasino online, ruang bingo, sportsbook, dan sejenisnya melalui laptop, komputer, atau perangkat seluler, kemudian menggunakan kartu kredit atau debit untuk memasang taruhan.
Untuk dianggap berjudi, harus ada tiga elemen spesifik, antara lain taruhan, elemen peluang, dan hadiah. Ponambalum yang pernah menjadi pengajar dan pimpinan bagian kesehatan mental di Looked After Children (LAC) mengatakan, kaum muda umumnya lebih banyak terpapar perjudian online melalui iklan.
Sebuah laporan yang dilakukan oleh Ipsos MORI atas nama Gamble Aware menyebutkan bahwa iklan TV, media sosial, dan pengaruh keluarga termasuk faktor-faktor yang mungkin mendorong generasi muda untuk berjudi. Laporan juga menunjukkan bahwa 96 persen individu berusia 11-24 tahun melihat pesan pemasaran perjudian dalam satu bulan terakhir.
Ponambalum mengatakan, sekitar 55 ribu anak dan remaja di Inggris, yang merupakan 1,7 persen dari populasi di negara tersebut, mengalami masalah terkait perjudian. Mereka yang mulai berjudi itu melakukannya dengan cara konvensional, atau secara online.
Survei Kaum Muda & Perjudian tahun 2019 menemukan bahwa 12 persen anak usia 11-16 tahun pernah memainkan permainan bergaya perjudian online. Ada 47 persen yang memainkan permainan bergaya perjudian online melalui aplikasi khusus.
Terdapat sejumlah tanda apabila anak berjudi....