Sebelum diresmikan menjadi museum dengan luas lahan 1,3 hektare, Gubernur Ali Sadikin memerintahkan dinas terkait, agar seluruh mayat di dalam kubur diangkut untuk dipindahkan ke taman permakaman umum maupun dikembalikan ke keluarga ahli waris.
Makam Kapiten Jas yang terletak di bagian depan halaman Museum Taman Prasasti tidak dibongkar karena saat itu terdapat pohon besar yang menaunginya.
Makam dengan nisan patung salib bertuliskan tanggal kematian Kapten Jas pada 5 Mei 1768 itu hingga kini menjadi ikon dan narasi utama yang tidak luput diceritakan oleh para pemandu wisata ketika berkunjung ke Museum Taman Prasasti.
Jadi wisata horor
Selain makam Kapten Jas, Museum Taman Prasasti juga menyimpan nisan sejumlah pesohor dan tokoh penting pada masa VOC, seperti Dr. Hermanus Frederik Roll, pendiri Stovia yang merupakan cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ketua Perdagangan VOC AJW van Delden, hingga istri Thomas Stamford Raffles yang merintis pembangunan Kebun Raya Bogor, Olivia Maraimne Devenish.
Makam Olivia Raffles letaknya tidak berjauhan dengan Kapten Jas, yakni berada di bagian depan sehingga menjadi cerita pembuka kepada wisatawan saat berkunjung ke museum.
Namun berbeda dengan wisata museum pada umumnya yang dilaksanakan siang hari, Museum Taman Prasasti pernah menjadi salah satu rute wisata horor Jakarta Mystical Tour yang diadakan oleh sebuah komunitas di Jakarta.
Wisata malam hari tersebut akhirnya dihentikan karena pengelola museum khawatir pengunjung mendapat pengalaman mistis saat berkeliling.
Salah satu televisi swasta juga pernah mengadakan acara uji nyali yang menempatkan peserta di salah satu ruangan berisi peti kayu jenazah sehingga kesan seram berhasil menghantui penonton layar kaca.
Kesan angker di area pemakaman....