3. Depresi
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders pada 2023 mengindikasikan adanya hubungan potensial antara kekuatan tangan dan depresi. Kekuatan genggaman tangan yang rendah dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan terjadinya depresi.
Penilaian awal terhadap kekuatan genggaman dapat menjadi indikator risiko di kalangan usia paruh baya dan lanjut usia.
4. Demensia
Sebuah tinjauan terhadap 15 penelitian, yang dimuat di Frontiers in Aging Neuroscience, menunjukkan bahwa kekuatan genggaman tangan yang rendah dapat menjadi tanda risiko penurunan kognitif dan demensia. Hal ini mengingatkan pada pentingnya mengidentifikasi disfungsi kognitif sejak dini.
Profesor dari William Harvey Research Institute di Queen Mary, Steffen Petersen, menggarisbawahi pentingnya kekuatan genggaman sebagai ukuran yang murah, dapat direproduksi, dan mudah diterapkan untuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Meskipun tidak dapat memberikan prediksi pasti tentang umur seseorang, pemahaman lebih lanjut tentang hubungan antara kesehatan dan kekuatan genggaman dapat membantu mendorong upaya pencegahan dan perawatan yang lebih baik.