Selain penglihatan kabur, diabetes dapat menyebabkan tanda-tanda peringatan lain pada mata. Berikut gejala di mata yang bisa dikenali sebagai tanda diabetes.
- Penglihatan bergelombang
Kondisi ini akibat gula darah yang tinggi dapat menyebabkan makula mata membengkak, sehingga mengganggu penglihatan.
- Floaters
Penghalang visual berwarna putih atau tembus pandang yang datang dan pergi dan bergerak dalam penglihatan.
- Kehilangan penglihatan warna
Kondisi ini dirasa seperti tidak bisa mengenali warna atau efek perubahan.
- Kehilangan penglihatan
Diabetes meningkatkan peluang terkena kondisi mata serius seperti retinopati diabetik yang seiring waktu dapat menyebabkan hilangnya penglihatan permanen jika tidak ditangani.
Kabar baiknya, kerusakan pada pembuluh darah retina akibat diabetes dapat diidentifikasi oleh ahli kacamata. Patel mengatakan ini hanya terjadi jika orang menderita diabetes dan terkadang dapat dideteksi sebelum pasien secara resmi didiagnosis menderita diabetes, sehingga diabetes dapat diketahui sejak dini secara umum.
"Penting untuk mengunjungi ahli kacamata jika Anda melihat salah satu gejala yang mungkin berhubungan dengan diabetes pada mata," ujar Patel.
Alaternatifnya, segera periksakan diri jika mengalami masalah dengan mata secara umum. Upaya mengelola kadar gula darah juga dapat membantu memperlambat dan mengurangi keparahan masalah ini.
Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukan Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021. Pengidap diabetes diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.
Penting untuk mengenali tanda-tanda diabates agar bisa ditangani sejak dini, apalagi mengingat diabetes termasuk dalam silent killer alias penyakit yang bisa membunuh penderita secara diam-diam tanpa menunjukan gejala yang signifikan untuk dikenali oleh pasien.
Pembunuh diam-diam (silent killer) menggambarkan kondisi medis tanpa gejala jelas yang bisa berkembang ke tahap lanjut sebelum terdeteksi. Gejala diabetes sering kali jarang dikenali, sehingga menjadikan kondisi ini masuk dalam kategori silent killer.