AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, subspesialisasi gagal jantung di RS Siloam Kebon Jeruk, dr Leonardo Paskah Suciadi, mengatakan gagal jantung bisa berakibat fatal jika tidak diobati. Oleh karena itu, ia memberikan sejumlah langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gagal jantung.
Adapun terapi yang dapat digunakan untuk kondisi gagal jantung antara lain:
1. Perubahan gaya hidup
Ia menyarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup misalnya diet rendah garam dan pembatasan asupan cairan baik dari minum maupun makanan, upaya menurunkan berat bada, meningkatkan kapasitas latihan dan olahraga.
2. Identifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari
Identifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari. Misalnya apabila terdapat penyakit jantung koroner yang berat maka dilakukan intervensi pemasangan stent atau bahkan operasi bedah sepintas jantung (bypass).
3. Kombinasi berbagai obat-obatan
Kombinasi berbagai obat-obatan khusus gagal jantung yang perlu diminum rutin dalam jangka panjang. Apabila gagal jantung sudah dalam stadium lanjut, maka memerlukan prosedur khusus, misalnya pemasangan pacu jantung khusus untuk sinkronisasi otot jantung (CRT), penjepitan katup mitral yang bocor melalui kateterisasi jantung (klip katup mitral), implantasi mesin pompa jantung buatan (LVAD) secara prosedur bedah jantung, hingga transplantasi jantung.
4. Skrining
Selain itu, identifikasi segera melalui skrining atau medical check up sebelum bergejala juga dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko atau berusia lanjut di atas 65 tahun.
5. Pemeriksaan kondisi gagal jantung
Dokter yang menamatkan studi lanjutan tentang gagal jantung di Belanda (2018) dan Singapura (2021-2022) ini menjelaskan, terdapat beberapa tahap pemeriksaan untuk kondisi gagal jantung. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaaan fisik untuk menilai keluhan dan tanda-tanda khas, pemeriksaan rekam jantung (EKG) untuk dugaan adanya kelainan jantung, pemeriksaan ekokardiografi jantung untuk menilai struktur dan fungsi jantung.
Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium darah, untuk penunjang diagnosis (NTproBNP atau BNP) maupun untuk menilai berbagai kelainan penyerta yang berkaitan (misal fungsi ginjal, diabetes melitus, anemia, fungsi tiroid, kadar zat besi, dan lain sebagainya). Pemeriksaan pencitraan lanjut berupa ekokardiografi transesofageal (melalui kerongkongan)/MRI jantung/pencitraan nuklir/CT Scan jantung, juga dapat dilakukan untuk konfirmasi diagnosis maupun menentukan penyebab pasti dari gagal jantung.