AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Mantan bintang film dewasa Mia Khalifa mengalami kendala pada kariernya akibat berbagi unggahan yang menyatakan dukungan terhadap Palestina. Khalifa dengan gamblang menunjukkan posisinya itu dalam konflik Israel-Palestina yang belakangan memanas.
Hal itu membuat sejumlah pihak tidak senang, termasuk perusahaan hiburan dewasa Playboy. Dikutip dari laman TMZ, Kamis (12/10/2023), Playboy membatalkan hubungan kerja dengan Khalifa karena influencer perempuan itu mengungkapkan pemikiran pro-Hamas secara daring.
"Mia telah membuat komentar yang menjijikkan dan tercela, merayakan serangan Hamas terhadap Israel dan pembunuhan terhadap pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah," kata perusahaan tersebut dalam pernyataan resminya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Playboy mendorong kebebasan berpendapat dan berekspresi. Akan tetapi, Playboy memiliki kebijakan yang tidak menoleransi ujaran kebencian. Itu membuat perusahaan memutuskan hubungan dengan Mia.
Pemutusan itu termasuk menghapus saluran Playboy Mia di platform pembuat konten perusahaan Centerfold. Halaman yang tadinya menampilkan konten Khalifa kini telah berganti dengan grafik sederhana dan ada tulisan "Tidak Ditemukan".
Sejak akhir pekan silam, pejuang Hamas menyerang Israel sebagai reaksi atas pendudukan Israel di wilayah Palestina. Selanjutnya, gempuran balik dilancarkan oleh Israal dan konflik masih berlanjut. Sepanjang itu, Khalifa menunjukkan berbagai dukungannya terhadap warga Palestina.
Perempuan asal Libanon itu membagikan tagar #BebaskanPalestina dan sejumlah video yang memperlihatkan kekejaman Israel. Dia juga menyatakan dukungan kepada semua orang yang sedang melawan penindasan. Khalifa beberapa kali menyebut dirinya menolak mengunggah sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang dia yakini.
Meski menuai kecaman dan ujaran kebencian, Khalifa tidak mengubah pandangannya. "Barangkali mendukung Palestina telah membuatku kehilangan peluang bisnis, tapi aku lebih marah pada diriku sendiri karena tidak memeriksa apakah aku berbisnis dengan Zionis atau tidak," ujarnya.